TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98), Willy Prakarsa, menyarankan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, agar meminta maaf kepada umat Islam.
Hal itu menurutnya patut dilakukan, setelah mantan Danjen Kopassus tersebut sempat salah mengucap nama Rasulullah Shallaallahu Alaihi Wasallam. Video Prabowo Subianto salah ucap nama itu beredar di media sosial.
"Prabowo minta maaf itu harus. Kami mendesak. Jika tidak ada permintaan maaf, kami akan rapat dan membuktikan menggeruduk Prabowo meminta maaf kepada khususnya Islam Indonesia dan umat Islam dunia," ujarnya, di sesi diskusi, Minggu (9/12/2018).
Selain itu, dia menyayangkan sikap Prabowo Subianto terhadap wartawan karena tidak meliput kegiatan Reuni 212 yang dia nilai dihadiri lebih dari 11 juta orang.
"Prabowo mengulangi kesalahan dengan memusuhi wartawan. Jangan bungkam media," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, pengamat Politik IPI, Karyono Wibowo, mempersoalkan adanya upaya sistematis menggunakan agama sebagai komoditas politik di pilpres 2019.
"Yang patut di persoalkan adalah adanya upaya yang terstruktur ada pihak yang mengunakan SARA sebagai komoditas politik," kata Karyono.
Selain itu, dia mengecam pernyataan Prabowo mendeskriditkan wartawan. Menurut dia, ocehan Prabowo bisa dipahami sebagai ancaman kebebasan pers. Pernyataan Prabowo sangat tendensius dan penghinaan bagi wartawan.
Di acara diskusi usai keseleo lidah hulaihi, Prabowo cari penyakit mencak-mencak ke wartawan di Omah Kopi 45 Menteng turut hadir juga narasumber lainnya.
Diantaranya adalah Presiden Majelis Dzikir RI 1 Habib Salim Jindan Baharun, Timses Jokowi Maruf Amin Razman Nasution, mantan Ketua AJI Dhea Prakasa Yudha, dan dai KH Abu Hanifah. (*)
Baca: Prabowo Subianto Hadiri Gala Dinner Bersama Pengusaha Tionghoa
Baca: Respons Erick Thohir Sikapi Kehadiran Prabowo Subianto dalam Reuni Akbar 212