TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon wakil presiden 01 Kiai Ma'ruf Amin dianggap mampu membentengi calon presiden Joko Widodo agar pemilih dari kalangan muslim tidak 'lari'.
Hal itu diketahui dalam hasil sigi terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia Denny JA dalam tema 'Pertarungan Jokowi vs Prabowo setelah Reuni 212' yang digelar pada 5-12 Desember 2018. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menerangkan, Ma'ruf memang tak menaikkan elektabilitas Jokowi.
Pasca Reuni 212, ucap Adjie, kedua elektabilitas pasangan capres tak mengalami peningkatan atau penurunan secara signifikan. Satu di antaranya karena faktor Ma'ruf yang dianggap dapat menjadi benteng agar suara pemilih dari kalangan muslim terhadap pasangan capres 01 tidak tergerus.tm
"65,8% pemilih setuju bahwa simbol Islam tidak bisa digunakan untuk menggerus dukungan Islam ke Jokowi karena cawapres Jokowi adalah pimpinan ulama," kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).
Baca: Reino Barack Unggah Foto 3 Gerai Bisnis Baru, Tanpa Komentar Syahrini Lakukan Hal Ini
Hanya 17,4 persen yang menyatakan setuju bahwa simbol Islam bisa digunakan untuk mengerus dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Jelang Natal dan Tahun Baru, Kapolri Sebut 21 Orang Terduga Teroris Diamankan
"Kiai Ma'ruf memang tidak terlalu banyak meningkatkan elektabilitas Jokowi, namun kita membaca Kiai Ma'ruf berperan menjadi jangkar Jokowi di pemilig muslim," kata Adjie.
Survei ini dilakukan dalam rentang waktu 5-12 Desember 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden. Survei menggunakan wawancara tatap muka langsung melalui kuesioner. Margin of error berada di kisaran kurang lebih 2,8 persen.