News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Samakan Indonesia dengan Haiti, Kubu Jokowi Sarankan Tim Prabowo Perkuat Data

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCABUTAN NO URUT - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ketika pencabutan nomor urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9). Jokow-Ma'aruf Amin mendapat No 01, sementara Prabowo-Sandi No 02. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin merespon pernyataan calon presiden 02 Prabowo Subianto yang menyamakan perekonomian Indonesia dengan Haiti.

Prabowo menyebut Indonesia setingkat negara Afrika  seperti Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati. Disampaikan oleh Prabowo di hadapan ribuan jamaah Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Jalan Ronggowarsito, Kota Solo, Minggu (23/12/2018).

Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding tak sependapat dengan pernyataan Prabowo. Bahkan, ia menyebut Prabowo bicara tanpa data. Terutama jika mengacu pada Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB).

"Kita lihat data, tahun 2017 GDP ya, GDP kita bangsa Indonesia itu 3.846 USD, sementara di Rwanda 2017 hanya 748,39 USD. Di Haiti di tahun yg sama GDP nya 756,68 USD," ucap Karding saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (26/12/2018).

Sementara jika menilik dari utang negara, ucap Karding, Indonesia memiliki utang 28,7 persen dari GDP. Sedangkan Rwanda 40,2 persen dari GDP.

Baca: Soal Prabowo Pindah Markas di Jateng, TKN Jokowi Anggap sebagai Psywar untuk Memecah Konsentrasi

Kemudian, Haiti 32 persen dari GDP. Sama halnya dengan inflasi, Indonesia berada di angka 3,2 persen, Rwanda -1 persen, dan Haiti 14,3 persen.

"Pengangguran kita, 5,3 persen, Rwanda 16 persen, Haiti 14 persen. Ini sumbernya bank dunia, world bank dan tradenomics," kata Karding.

Karena itu, Karding beranggapan Prabowo kerap berbicara ngawur soal data. Ia menyarankan Prabowo untuk memperkuat tim yang mengumpulkan data.

"Dari data yang ada ini, memang pak Prabowo selama ini kalau bicara itu ngarang, ngawur, ngibul karena memang tidak ada datanya. Beliau menurut saya perlu memperkuat tim datanya lagi, beliau saya kira jangan mudah menerima masukan dari samping kanan, samping kiri yg datanya lemah, ini berbahaya, karena kalau seorang pemimpin selalu berbohong dan menakut nakuti, rakyatnya yang kasihan," kata Karding.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini