News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Menkumham: Masyarakat Jangan Terpecah Hanya karena Berbeda Pilihan Politik

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menginginkan bangsa Indonesia jangan sampai tercabik-cabik, karena pilihan politik yang berbeda.

Hal ini dikatakannya dalam rangka menyambut Pilkada dan Pilpres yang akan digelar pada April 2019.

"Pada pemilihan umum legislatif dan Pemilihan Presiden yang akan datang, kedewasaan ini sangat kita harapkan dari seluruh jajaran masyarakat. Janganlah pilihan politik menjadi bangsa ini tercabik-cabik, terkoyak-koyak dan meninggalkan luka yang dalam," kata Yasonna di Gedung Kemenkumham, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).

Yasonna ingin penyelenggaraan Pileg dan Pilpres nanti berlangsung seperti Pilkada Serentak beberapa waktu lalu.

Sebab, menurutnya, bangsa Indonesia telah menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi pada Pilkada Serentak lalu.

"Kita juga sudah melaksanakan pemilihan kepala daerah secara serentak dalam tiga gelombang dan kedewasaan kita dalam berdemokrasi semakin matang. Dalam pemilihan kepala daerah serentak kendati ada persoalan-persoalan, gejolak-gejolak tetapi kita dapat melampuinya dengan baik," ujarnya.

Dia berharap siapapun Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nanti, bangsa Indonesia tetap bersatu dan tak terpecah-belah.

Baca: Steve Emmanuel Pakai Kokain Sejak 2008

Yasonna menuturkan, bahwa Indonesia sebagai sebagai bangsa yang besar tidak terkoyak-koyak karena pilihan politik. Dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang melaksanakan Pemilu 2019.

"Mari kita laksanakan pemilihan umum denga suka cita dengan kegembiraan melihat dengan jelas bahwa bangsa ini adalah bangsa yang sangat besar," imbau Yasonna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini