TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanggilan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, harusnya bisa menjadi momen politik besar bagi kepemiluan di Indonesia.
Sebab selama ini Pemilu di Indonesia selalu dikotori oleh manipulasi politik yang mengarah pada kampanye hitam.
"Jika memang Hasto berani mengungkap ujaran-ujaran kebencian yang dilakukan oleh Tim Prabowo-Sandi pada pasangan Jokowi-Ma'ruf, maka harapannya pemilih menjadi lebih jernih menilai masing-masing pasangan yang sedang bersaing," Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Leo Agustino, Sabtu (29/12/2018).
Baca: Keluarga Meminta Maaf S Telah Mengedit Wajah Ma’ruf Amin Berkostum Sinterklas
Leo menilai, jika hoaks tidak lagi menjadi realita politik tanah air, maka kemungkinan besar Petahana akan kembali memimpin Indonesia. Ada dua alasannya.
Pertama, kekalahan Jokowi di beberapa provinsi pada Pemilu 2014, bukan karena kurangnya kapasitas maupun kapabilitas Jokowi dan timsesnya dibanding pasangan Prabowo-Hata ketika itu.
Tapi karena maraknya hoaks dan fitnah yang dilakukan oleh Tim Prabowo pada saat itu.
Misalnya, difitnahkan Jokowi adalah PKI, tidak nasionalis, pro-aseng, dan lain sebagainya. Ini adalah sedikit contoh dari banyak hoaks yang dilakukan pada Pemilu 2014.
"Saya rasa hal ini setidaknya akan diungkap juga oleh Hasto pada Bawaslu pada saat dia dipanggil," kata Leo.
Alasan kedua, manipulasi atas kebehasilan Jokowi selama hampir lima tahun terakhir akan semakin menyudutkan Tim Kampanye Prabowo. Bahwa apa yang mereka sebarkan adalah tidak benar.
Politik ketakutan yang disebarkan oleh Tim Kampanye Prabowo akan menjadi "back-fire' bagi koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi.
Karena pemilih menjadi semakin jernih melihat kebohongan yang dibuat oleh mereka.
"Dan ini bukan hanya berpengaruh pada menurunnya kepercayaan pemilih pada pasangan Prabowo-Sandi, tapi juga menurunkan elektabilitas partai pada Pileg yang akan datang," kata Leo.
Untuk diketahui, Hasto Kristiyanto digugat ke Bawaslu oleh Timses Prabowo. Menurut Koordinator kuasa hukum Tim Advokat Indonesia Bergerak, Djamaluddin Kordoeboena, pelaporan dilakukan atas pernyataan Hasto saat Safari Kebangsaan di Lebak, Banten.
Djamal mencatat, ketika itu Hasto menyinggung capres yang selalu menebar fitnah dan marah-marah. Pelapor merasa yang dianggap menebar fitnah dan marah-marah adalah Prabowo.
Hasto sendiri menyatakan dirinya siap memenuhi undangan pemeriksaan dari Bawaslu.
Dia siap memperjuangkan bukti bahwa Jokowi-KH Ma'ruf Amin memang difitnah.
Baginya, kasus itu justru momentum memperbesar arus positif sehingga kampanye benar-benar sesuai tradisi politik Indonesia yang santun, penuh toleransi, dan berkeadaban. Bukan sebaliknya, yang memfitnah dan merusak.