TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Roem Kono tidak menyambut baik soal award PSI kepada tiga politisi yang menciptakan kebohongan, yakni capres Prabowo Subianto, cawapres Sandiaga Uno dan politikus Partai Demokrat Andi Arief.
"Kalau saling mengingatkan boleh, tetapi jangan seolah-olah bangsa ini seperti permainan gitu ya, orang main ping pong yang pukul sana-sini," ujar Roem di Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (5/1/2019).
Menurutnya, apa yang dilakukan PSI dengan memberi penghargaan hoaks itu menunjukkan bahwa politikus PSI tak Pancasilais.
"Dan jangan sampai generasi kita diracuni dengan cara-cara seperti ini, karena ini akan terbawa terus-menerus dan akhirnya generasi kita saling menjatuhkan," lanjutnya.
Roem berharap para politikus jangan menciptakan suasana negara yang individual.
"Kita harus sesuai dengan NKRI," pungkasnya.
PSI menjatuhkan penghargaan kebohongan paling lebay kepada Prabowo atas pernyataannya soal selang cuci darah RSCM dipakai 40 kali, yang kemudian diklarifikasi oleh pihak RSCM bahwa pernyataan itu tidak benar.
Baca: Kebohongan Award PSI, Ketum DPP Ormas MKGR : Itu Bukan Budaya Kita
Sementara Cawapresnya, Sandiaga mendapat penghargaan kebohongan hakiki karena menyebarkan pernyataan membangun Tol Cipali tanpa hutang.
Padahal yang sebenarnya terjadi, kata Ketua DPP PSI Tsamara Amany, ada pinjaman dari beberapa bank senilai Rp 8,8 triliun.
Sedangkan penghargaan terakhir, diberikan kepada Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief lewat cuitannya di sosial media yang membuat geger publik dengan kabar ada 7 kontainer berisi 70 juta surat suara yang telah tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.