TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyentil kelompok alumni universitas, yang secara terbuka mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu sebagai peringatan.
"Terkait dengan pernyataan pak Jusuf Kalla, itu bagian dari warning beliau agar dalam alumni memberikan dukungan sebaiknya tetap menjaga apa yang disebut kebersamaan dan kekeluargaan sebagai satu alumni," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (14/1/2019).
Maksud Karding beda pandangan politik, beda sikap politik, tidak boleh menjatuhkan silaturahmi antar satu ikatan dalam universitas. "Itu pesan yang saya kira disampaikan," ucapnya.
Karding menilai positif kekhawatiran Jusuf Kalla, bahwa perbedaan pandangan politik akan membuat para alumni perguruan tinggi terpecah belah. Sebab, masing-masing alumni, memiliki komunitas yang berbeda.
Baca: Akbar Tandjung: Alumni UNS Akan Deklarasi Beri Dukungan untuk Jokowi-Maruf Amin pada 26 Januari
"Yang penting tidak persis misalnya menggunakan nama resmi, misalnya Iluni Ikatan Alumni UI. Kalau yang deklarasi ke pak Jokowi itu kan silaturahmi dengan alumni UI, jadi beda. Jadi saya kira harus jeli juga melihatnya," ucapnya.
"Dan menurut saya di mana saja politik tidak apa-apa masuk sebagai bagian dari upaya kita menggerakkan partisipasi politik, merangsang gairah politik masyarakat. Menurut saya tidak ada masalah. Cuma memang saya kira sangat positif yang disampaikan oleh pak Jusuf Kalla bahwa perbedaan-perbedaan itu jangan sampai membuat kita silaturahminya sampai bermusuhan," tutur Karding.