TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara menjadi langkah besar yang akan dilakukan oleh pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno jika kelak terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 – 2024.
Dalam paparan visi misi bertajuk 'Indonesia Menang' di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019) Prabowo menyebutkan, salah satu bentuk reorientasi dimaksud adalah melakukan swasembada di tiga sektor, yaitu pangan, energi dan bahan bakar, serta air.
Prabowo menjelaskan, melalui strategi swasembada pangan, setiap wilayah di Indonesia akan dapat berproduksi pangan sendiri sehingga bukan hanya terhindar dari ancaman kelaparan, tapi juga tidak lagi perlu impor beras.
“Tidak ada yang boleh kelaparan di republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Prabowo.
Sebelum menjelaskan, swasembada tiga sektor tersebut, Prabowo menceritakan keluhan petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Baca: Prabowo: Intel Itu Tugasnya Ngintelin Musuh Negara, Bukan Ngintelin Ulama dan Mantan Presiden
Petani di sana mengeluh dan menjerit karena saat sedang masa panen padi tiba, pada saat yang sama pemerintah malah mengimpor beras.
Kebijakan Impor semacam ini membuat beragam harga komoditas menjadi tidak terkendali.
Di strategi swasembada energi dan bahan bakar, Prabowo menyatakan, perlu upaya konkrit untuk mengantisipasi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak.
Program swasembada air menurut Prabowo juga merupakan hal mendesak. Mengutip data PBB, Prabowo menyebutkan, tahun 2025 diprediksi akan ada banyak negara akan mengalami krisis air bersih.
“Sekarang saja di nusantara ini, sudah banyak wilayah kita yang kesulitan air bersih. Di Sragen, 1 jam (perjalanan) dari kota Solo, rakyat kesulitan air,“ Prabowo mencontohkan.