Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat Pilpres 2019 antara paslon nomor urut 1 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan digelar Kamis (17/1/2019), pukul 20.00 WIB malam ini. Selama kurang lebih 90 menit, kedua paslon akan membahas membahas tentang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Winaya memprediksi debat hari ini akan diisi saling sindir-menyindir soal kejadian masa lalu antara Jokowi dan Prabowo.
"Menurut saya akan ada pertarungan pertanyakan masa lalu Prabowo dan pertanyaan apa yang sudah dilakukan Jokowi selama empat tahun ke belakang," ungkap Toto, begitu sapaan akrabnya, saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Toto melanjutkan, di satu sisi Prabowo diperkirakan akan banyak diserang mengenai isu pelanggaran HAM pada tahun 1998 silam. Di sisi lain, Jokowi juga akan dipertanyakan mengenai kinerja pemerintah yang memiliki celah untuk dikritik.
Baca: Gelar Nobar Debat Capres, DPP PKB Siapkan Cemilan Berupa Rebusan Ubi sampai Kacang
"Ini juga tema yang selalu jadi beban Prabowo dengan masa lalu sebagai orang yang disebut punya kejahatan di bidang HAM. Saling sindir masa lalu juga menarik. Di sisi lain beban jokowi menurut saya lebih besar, dulu dia orang baru yang tak punya hubungan dengan rezim lama, tetapi sekarang punya beban masa lalu apa yang dia lakukan selama 4 tahun," jelas Toto.
"Menurut saya ada pertarungan pertanyakan masa lalu, perdebatan mengenai Prabowo terlibat HAM atau tidak dan serangan balik Jokowi walau tak terindikaso terlihat melanggar HAM, tapi mungkin dikelilingi orang-orang yang melakukan pelanggaran," tambahnya.
Toto juga memprediksi kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan bakal menjadi isu hangat dalam perdebatan malam ini.
Selain itu, Toto tidak melihat potensi adanya keributan antara para pendukung, baik dari kubu petahana maupun kubu oposisi.
"Siapapun yang menang potensi ribut jauh sekali karena kebanyakan hanya bising di sosial media. Yang bedakan (dengan Pilpres 2014), masa kampanye Pileg Pilres digabung jadi terkesan lebih lama, suasanya panas terasa lebih lama. Tapi saya rasa akan damai-damai saja," tukasnya.