Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adik Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menyebut menerima dukungan dari pihak manapun termasuk suara dari mantan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
KPU RI tidak mempermasalahkannya, selama yang bersangkutan punya hak pilih dalam Pemilu 2019.
"Ya prinsipnya kan semua warga negara yang sudah punya hak pilih dia berarti berhak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019. Kecuali apabila ada keputusan dari pengadilan yang mencabut hak politik. Selama tidak ada, ya tidak masalah," kata Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan di Kantornya, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Baca: Respons KPK Sikapi Rencana KPU Umumkan Nama Caleg Mantan Narapidana Korupsi
Wahyu heran bila ada pihak yang mempermasalahkan pernyataan Hashim tersebut.
Alasannya KPU berpegang teguh pada prinsip, seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih, berhak menyalurkan hak pilihnya sekalipun mereka mantan simpatisan PKI.
"Anak eks PKI itu kan dia tidak punya salah apa-apa. Prinsipnya semua warga negara yang sudah memenuhi syarat ya dia punya hak pilih," tegasnya lagi.
Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo menyatakan siap menerima seluruh dukungan yang mengalir kepada Prabowo Subianto.
Baca: Siswi SD Melahirkan Bayi 2,6 Kg, Begini Kondisinya dan Kronologi Kejadian Viral itu
Sekalipun dari anak cucu simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Kami akan terima dukungan darimana pun kecuali iblis, kecuali setan yang lain kami terima, Prabowo terima. Bahkan anak dan cucu (anggota) PKI pun, cicit PKI, kami akan terima dukungannya," ujar Hashim.
Sejumlah pihak menanggapi pernyataan Hashim tersebut.
Salah satunya datang dari Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily.
Baca: Ahmad Dhani Divonis Hukuman 1,5 Tahun Penjara, Ari Lasso Beri Dukungan Moral
Ace menilai pernyataan adik Prabowo itu semakin menegaskan kuatnya watak pragmatisme politik di kubu Prabowo-Sandiaga Uno.
Hal itu, kata Ace dikenal dengan strategi catch-all yakni mengakomodasi kepentingan semua kelompok asal mau memberi tambahan dukungan elektoral.
"Ini artinya, kubu Prabowo akan menerima dukungan semua segmen, mulai dari HTI, FPI, koruptor, kriminal, preman sampai dengan mafia asal mereka mendukung Prabowo-Sandi," ujar Ace Hasan Syadzily.