Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengatakan pihak-pihak yang tidak suka dengan pemerintahan saat ini menyalurkan dukungan kepada gerakan radikal.
Namun, Agum enggan menyebut nama pihak yang dimaksud.
Hal itu disampaikannya dalam acara deklarasi untuk Jokowi-Maruf bertajuk "Penegasan tekad Putra-Putri Cijantung Untuk Jokowi-Maruf Amin 2019 01 Bravo Cijantung".
Baca: KPU Akan Bahas Detail Teknis Sesi Tarung Bebas Debat Kedua Pilpres 2019
"Kalau memang enggak suka pemerintah, enggak masalah tapi jangan dengan disalurkan dengan dukung gerakan radikal," kata Agum Gumelar di Rumpun Bambu Resto, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2019).
Menurutnya, dalam negara demokrasi perbedaan adalah sebuah keniscayaan.
Karena itu, kata Agum, Pemilu merupakan saluran resmi bagi mereka yang tak suka dengan pemerintah.
"Ada waktunya nanti 17 April, pemilihan (Pilpres). Jangan gunakan segala cara untuk menang," katanya.
Lebih lanjut, Mantan Danjen Kopassus itu memberi contoh demokrasi yang menghalalkan segala cara.
Baca: Live Streaming Liga Champions Asia Home United Vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Unggul Sementara
"Saya kasih contoh kemarin Pilkada serentak di Jawa Barat ada juru kampanye bilang 'jangan pilih A dia kafir dia pilih b kalau enggak pilih B masuk neraka'. Itu enggam mendidik, itu membodohkan. Orang masuk surga bukan ditentukan ustaz, pendeta, biksu, Kapolri, Panglima, yang tentukan yg Maha Kuasa. Jadi plus jangan bodoh rakyat," kata Agum.
Dalam acara tersebut turut dihadiri ratusan warga Kompleks Cijantung, Jakarta Timur yang mengatasnamakan dirinya Putra Putri Cijantung.
Baca: Pohon Tumbang Diterjang Hujan dan Angin Kencang Timpa Sepeda Motor di Pondok Aren
Mereka mendeklarasikan dukungannya kepada paslon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin.