Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin meminta calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak membuat pernyataan dengan istilah-istilah yang menakuti masyarakat.
Pernyataan Maruf Amin ini merespon keluhan Prabowo Subianto yang merasa kesulitan meminjam dana ke bank.
Baca: Erwin Sarankan Prabowo Buat Laporan yang Serius ke KPK Soal Kebocoran Anggaran
Prabowo Subianto juga merasa sulit menjual asetnya. Hingga, dia membuat istilah negara ini punya genderuwo.
"Saya kira kita harus membuat istilah-istilah jangan menakutkan gitu," ujar Maruf Amin di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (7/2/2019).
Dibanding membuat istilah yang menakut-nakuti masyarakat, ucap Maruf Amin, sebaiknya kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno lebih membahas substansial, terutama mengenai program-program untuk kemajuan bangsa.
"Genderuwo itu kan menakutkan. Seharusnya tentu gimana kita memperbaiki kalau masih ada yang belum baik. Bagaimana cara mempermudah, membuat konsep-konsep lebih mudah, lebih realistis," imbuh Maruf Amin.
Menutut Maruf Amin, calon presiden nomor urut 01 pernah mengingatkan untuk tak berpolitik genderuwo dan sontoloyo.
"Bukan apa ya, bombastis begitu, genderuwo. Pak Jokowi kan' bilang jangan kita berpolitik genderuwo, jangan berpolitik sontoloyo, itu kan' tidak baik lah. Membuat suasana menjadi tidak kondusif," tutur Maruf Amin.
Sebelumnya, Prabowo Subianto kembali mengatakan ia memiliki keterbatasan logistik dalam mengikuti Pemilu Presiden 2019.
Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri HUT Federasi Serikat Pekerja Metal seluruh Indonesia (FSPMI) di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, (6/2/2019).
Baca: Prabowo: Saya Bingung Negara Ini Punya Siapa? Punya Genderuwo Katanya
"Dari awal kita mengakui kita ini paket hemat, pahe, uang kita terbatas," ujar Prabowo. Keterbatasan logistik itu salah satunya karena sulitnya mengupayakan pinjaman dana ke bank. Selain itu Prabowo juga mengaku sulit untuk menjual asetnya.
"Saya mau dagang aja sulit. Saya engga bisa dapat pinjaman uang dari Indonesia, dari luar negeri pun saya mau jual aset susah, teman-teman saya juga, Sandi juga. Saya bingung negara ini punya siapa? Punya genderuwo katanya, punya genderuwo?" katanya.