News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Ma'ruf Kritik Kesenjangan Ekonomi: Yang Bawah Semakin Lemah, yang di Atas Makin Kuat

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin tiba di Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat sekira pukul 09.00 WIB, Kamis (7/2/2019).

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menggagas pembangunan bottom up economic development atau pengembangan ekonomi dari bawah ke atas.

Gagasan itu dituangkan dalam buku The Ma'ruf Amin way.

Sebuah gagasan tentang isu arus baru ekonomi Indonesia.

Ide ini, menurut Ma'ruf, berangkat dari keprihatinan akan kondisi perekonomian Indonesia sejak masa orde baru.

"Saya prihatin kondisi perekonomian nasional waktu itu. Karena itu saya mengeluarkan isu arus baru ekonomi Indonesia," ujar Ma'ruf.

Baca: Dijanjikan Jadi Foto Model, Wanita Muda Diperkosa di Hotel

Disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu, saat menjadi pembicara utama pada bedah buku Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/2/2019).

Menurut Ma'ruf, arus lama ekonomi yang menggunakan trickle down effect atau kegiatan ekonomi yang lebih besar diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawahnya, ternyata tak terjadi.

Justru yang terjadi, terlahirnya konglomerat-konglomerat, hingga terjadinya kesenjangan ekonomi.

"Jadi tidak menetes ke bawah. Yang bawah semakin lemah, yang di atas semakin kuat sehingga melahirkan disparitas," tutur Ma'ruf.

Arus baru ekonomi Indonesia mencoba membalik dengan menggunakan sistem bottom up economic development atau membangun dari bawah ke atas. Model itu telah tercantum dalam amanat UUD 1945 yang mengatur soal ekonomi kerakyatan. Ide ekonomi kerakyatan itu juga sudah dilontarkan jauh hari oleh tokoh Sumbar yang juga Proklamator Kemerdekaan RI Bung Hatta.

"Saya sering menyebutkan ekonomi keumatan. Ya, umat bagian terbesar bangsa. Kalau umat lemah, bangsa juga demikian, umat kuat, bangsa juga kuat.

Karena itu perlu dibangun ekonomi keumatan, ekonomi kerakyatan," tutur Ma'ruf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini