Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, puisi "Doa yang Ditukar" karya Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon bisa menjadi 'blunder' bagi pasangan nomor urut 02, Prabowo - Sandi.
Sebab, katanya, puisi 'Doa Yang Ditukar' itu menjadi polemik di masyarakat, terutama di kalangan santri.
Baca: Soal Puisi Doa yang Ditukar, Yenny Wahid Nilai Justru Rugikan Fadli Zon
Sehingga, kata Karyono, Fadli Zon diimbau meminta maaf agar polemik di kalangan santri tidak terus bergulir.
"Lebih baik Fadli Zon meminta maaf sebelum terlambat. justru memicu gerakan massa yang lebih besar lagi jika seandainya Fadli Zon tidak meminta maaf," katanya di Markas Terpadu C19 Poros Nyata Laskar KH Ma'ruf Amin (Master C19 Portal KMA), Menteng, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Karyono menjelaskan, ada contoh pernyataan blunder dari seorang politikus yang menurutnya berdampak negatif kepada pasangan Prabowo - Hatta di Pilpres 2014.
"puisi itu menjadi titik lemah pasangan Prabowo - Sandi, sebagaimana pada Pilpres 2014, pernyataan Fahri Hamzah menjadi titik lemah pasangan Prabowo - Hatta soal hari Santri," tutur Karyono.
Diketahui, pada Pilpres 2014, Fahri Hamzah mengomentari janji Jokowi soal Hari Santri yang diucapkan saat berkunjung di Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur.
Baca: Kritik Fadli Zon terhadap Era Pemerintahan Jokowi
Twit Fahri Hamzah pada saat itu menimbulkam polemik dan menggerakan massa terutama santri untuk meminta Sekjen PKS saat itu meminta maaf.
"Fadli Zon kalau tidak minta maaf justru akan melawan arus besar dan itu akan semakin memicu gelombang massa yang lebih besar lagi," jelas Karyono.