Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis lingkungan hidup dari Walhi, Dwi Saung, memberikan tanggapan terkait kekeliruan yang disampaikan Capres 01 Joko Widodo dalam debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019) malam.
Diketahui pada debat yang bertema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup itu, Jokowi sempat mengeluarkan pernyataan terkait prestasi pemerintahannya yang mampu menangani kebakaran hutan dan lahan dalam 3 tahun terakhir.
Baca: Polda Metro Jaya Imbau Masyarakat Jangan Cemas Sikapi Peristiwa Ledakan Saat Debat Pilpres 2019
Didasari data yang diolah Walhi, Dwi mengatakan, kebakaran lahan dan hutan masih terjadi.
Ia menambahkan, selama 3 tahun ini faktanya dari titik panas yang dikelola Walhi, tercatat ada 8.617 titik panas di sepanjang 2018, dari itu 3.427 nya berada di lahan gambut.
"Dalam konteks (debat) ini, mungkin Pak Jokowi grogi sampai-sampai dia bilang enggak ada (kebakaran), harusnya berkurang bukannya tidak ada," ujarnya yang ditemui di kantor WALHI, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).
Baca: Masa Lalu Syahrini yang Baru Terekspos: Tak Punya Teman Dekat hingga Naik Angkot Sendiri ke Sekolah
Walhi pun menyayangkan, pernyataan Kementerian KLHK yang seolah-olah membenarkan pernyataan capres pertahana itu.
"Yang kami tahu, ada kebakaran di Kalimantan cukup besar. Terus kemarin kalau kita lihat di aplikasi kami, di Dumay, Sudah mencapai level bahaya. Jadi enggak diakui sama KLHK. Mungkin KLHK lebih peduli pada orang-orang Malaysia dan Singapura dibandingkan di Indonesia," jelas Pengkampanye Energi dan Perkotaan Walhi ini.
Jokowi dalam debat bersama Prabowo membanggakan keberhasilan pemerintahannya terkait tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan.
Baca: Pendaftaran SNMPTN 2019 Berakhir Besok, Pola Ganjil-Genap Login di snmptn.ac.id Tak Diberlakukan
"Kita ingin kebakaran hutan, lahan gambut, tidak terjadi lagi. Ini bisa kita atasi. Dalam 3 tahun tidak terjadi kebakaran hutan, lahan, dan gambut," kata Jokowi.
Sementara itu, berdasarkan data di situs SiPongi terkait Karhutla Monitoring Sistem KLHK, terdapat 261.060,44 hektare lahan yang terbakar pada 2015.
Jumlahnya turun pada 2016, yaitu seluas 14.604,84 hektare.
Pada 2017 luas karhutla kembali menurun yaitu 11.127,49 hektare.
Begitu pula pada 2018, jumlah lahan yang terbakar luasnya 4.666,39 hektare.