Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin menilai calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak mengerti soal istilah milenial.
Penilai TKN menilik dari pertanyaan calon presiden (Capres) petahana Jokowi kepada Prabowo soal unicorn.
Unicorn yang dimaksud Jokowi merupakan sebutan bagi start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas US$ 1 miliar atau setara Rp 14,1 triliun (kurs Rp 14.100 per dollar AS).
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menerangkan, Jokowi menyampaikan soal unicorn karena menyangkut soal debat mengenai infrastruktur.
Baca: Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu Atas Tuduhan Menyerang Pribadi Prabowo Soal Kepemilikan Lahan
Terutama mengenai pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
"Nah unicorn dalam konteks tadi infrastruktur internet kita, Pak Jokowi juga bilang backbone, berulang kali backbone bilang, yaitu menunjukkan bahwa yang dimaksud Pak Jokowi adalah infrastruktur," ujar Karding di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019).
Karding membantah pernyataan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Priyo Budi Santoso yang menilai pertanyaan Jokowi soal unicorn ke Prabowo bertendensi jebakan.
"Jadi pertanyaan itu sama sekali tidak menjebak karena masih kontekstual dengan tema terkait dengan infrastruktur digital," kata Karding.
Baca: Ayah Puput Nastiti Devi Mengaku Tak Tahu Keberadaan sang Anak Saat Ini
Menurut Karding, ketidaktahuan Prabowo soal unicorn menunjukkan, bahwa usia Prabowo yang sudah 67 tahun memiliki jarak yang jauh dengan kalangan milenial.
"Unicorn itu menurut saya hanya fenomena saja atau bukti saja bahwa umur dan usia Pak Prabowo sudah memiliki gap yang jauh dengan anak-anak millenial. Jadi istilah-istilah yang terjadi di milenial ini Pak Prabowo tidak paham," tutur Karding.
Baca: Cek Fakta: Prabowo Akui Kepemilikan Lahan di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah sebagai HGU
Jika mengenai istilah milenial saja tidak paham, ucap Karding, maka visi dan kebijakan Prabowo jika terpilih patut dipertanyakan,
"Kalau istilah saja tidak paham, bagaimana visinya, bagaimana kebijakannya," kata Karding.