News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

BPN Catat 3 Poin Penting Untuk Dievaluasi KPU RI

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, Mien R Uno (ibunda Sandiaga Uno,) dan sejumlah pengurus Rumah Aspirasi menerima Aliansi Apoteker Pendukung Prabowo Sandi (AAPPI)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan meminta KPU RI mengevaluasi beberapa poin penting dalam pelaksanaan debat kedua, Minggu (17/2).

Ferry datang ke KPU mewakili BPN dalam rapat evaluasi yang digelar bersama dua kubu tim kampanye dan pihak media penyelenggara. Rapat tersebut berlangsung tertutup.

"Ada beberapa hal yang kami ingin sampaikan pada kesempatan nanti," katanya, di KPU RI, Rabu (20/2/2019).

Catatan BPN diantaranya soal fish bowl atau tempat pengundian pertanyaan di sesi 2 dan 3, performa moderator sebagai pengatur lalu lintas debat, serta tata tertib yang dianggap bias soal kategori pernyataan ofensif.

Terkait fish bowl, menurutnya filosofi undian tidak tergambar lewat konsep tersebut. Pasalnya pertanyaan itu diambil oleh kedua capres dari dua tempat berbeda. Harusnya undian pertanyaan dalam satu atau empat topik, diambil hanya dari satu tempat yang sama.

Untuk itu Ferry meminta kejelasan soal konsep kemarin kepada KPU.

"Kemarin kan ada pengambilan yang berasal dari 2 tempat berbeda. Itu bukan undian lagi namanya, filosofi undian itu kan nggak keluar. Itu yang nanti kita minta klarifikasi," ujarnya.

Kemudian berkaitan dengan performa moderator kemarin, Ferry berpendapat sebagai orang yang punya tugas memoderasi jalannya debat, mereka seharusnya tidak memotong begitu saja ketika salah satu capres belum menyelesaikan gagasannya.

Mereka seharusnya lebih dulu memberikan aba-aba 5 detik sebelum durasi waktu habis. Sedangkan peringatan verbal bisa dilakukan ketika durasi menyisakan 2 detik terakhir.

Hal itu menurutnya adalah upaya tepat agar moderator tidak dianggap memotong pembicaraan. Selain itu moderator juga sepatutnya kembali menggali gagasan yang disampaikan kandidat bila merasa tak ada esensi yang mewakili visi-misi mereka.

"Seharusnya moderator bisa menggali mengeksplorasi ketika paslon yang berdebat itu tidak munculkan pikiran atau visi atau misinya," ujar dia.

Baca: Ledakan di Mall Taman Anggrek - Manajemen Mall Jelaskan Penyebabnya

Evaluasi poin ketiga dari pihak BPN yaitu soal tata tertib. KPU RI harusnya bisa membuat pakem terkait gagasan yang dianggap menyerang pribadi.

Sebab dalam debat kedua kemarin, nampal jelas capres petahana Joko Widodo yang dituding menyerang Prabowo soal kepemilikan lahan.

Menurut Ferry, moderator punya peran menghentikan pernyataan tersebut karena tidak punya relevansi dengan konteks perdebatan.

"Menurut saya moderator berperan menghentikan itu bahwa ini tidak ada relevansi dalam konteks perdebatan. Ini kan visi misi sebagai capres," imbuh Ferry.

Meski menyampaikan beberapa poin penting sebagai evaluasi pelaksanaan debat berikutnya, Ferry tetap mengapresiasi KPU RI yang telah merombak format debat kedua, sehingga berbeda dari debat sebelumnya.

KPU sudah menerapkan semangat memperbaiki kualitas debat dan semangat eksploratif.

"Dalam debat kemarin saya kira kita harus sampaikan apresiasi upaya perbaikan terasa kelihatan. Artinya apa yang dilakukan penyelenggara dalam hal ini KPU, semangat untuk eksploratif dalam perdebatan itu mulai kelihatan ada jalannya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini