Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cendekiawan Muslim Din Syamsudin memiliki hikmah tersendiri dalam melihat proses menuju pemilihan presiden 2019.
Mantan Ketua Muhammadiyah ini mengatakan, tak perlu berlebihan mendukung salah seorang pasangan calon.
Begitu pula, ujarnya, dalam hal membenci lawan atau yang bukan didukung.
Din mengkhawatirkan, ke depan lawan politik akan menjadi kawan, dan sebaliknya.
Baca: Selama Tahun 2018 WOM Finance Catat Laba Bersih Sebesar Rp 215 Miliar
"Cintailah kekasihmu (capresmu) sedang-sedang saja. Karena boleh jadi sewaktu-waktu dia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan benci lah lawan politikmu (pilpres bukan pilihanmu) sedang-sedang saja. Karena boleh jadi sewaktu-waktu engkau akan mencintainya," kata Din, yang di kantor MUI, Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Din yang juga menjabat sebagai Ketua Wantim MUI, mengajak masyarakat agar mengikuti suasana pilpres maupun pilkada dengan rasional, proposional, dan moderat.
"Enggak usahlah terlalu ekstrim ya, apalagi sampai saling menghujat, meniadakan, dan medegradasi kemanusiaan," harapnya.
Lebih jauh ke depan, ia mengatakan, bangsa ini sedang menghadapi agenda demokrasi yang beradab.
"Biar lah kita berbeda pilihan, baik untuk anggota legislatif dan partai, maupun untuk pilpres. Tapi jangan lah persaudaraan kebangsaan kita porak poranda," tutur Din.