TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Siti Zuhro menilai, Presiden Jokowi seharusnya meminta maaf atas kesalahan penyampaian data-data dala Debat Capres ke dua yang digelar, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut dinyatakannya saat menjadi pembicara di kantor Seknas Prabowo-Sandi, Jalan H.O.S. Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Menurut perempuan kelahiran Blitar, Jawa Timur 60 tahun lalu itu, sebaiknya para paslon, bila tak tahu pasti mengenai data berupa angka, lebih baik menyampaikan ke publik dengan kalimat/diksi yang tak menimbulkan polemik, misalnya "kalau tidak salah."
"Siapapun yang nenjadi capres wajib menyampaikan yang benar, dan ini yang didengar publik ketika berkata soal angka. Kalau tidak tahu, calon lebih baik kalau tidak tau katakan saja mohon maaf datanya kalau gak salah segini agar tidak salah banget," kata Siti Zuhro.
Baca: Anggota Komisi III DPR Minta Semua Pihak Hormati Proses Hukum Dugaan Pelanggaran Pemilu
"Apa yang disampaikan pak Jokowi sudah dibahas oleh media. Namun keliru angka yang disebutkan itu keliru sekali. Harusnya pak Jokowi minta maaf dan itu yang tidak dilakukan," tambah Siti Zuhro.
Sebagaimana diketahui dalam Debat Capres ke dua, pada 17 Februari 2019 lalu, Presiden Jokowi sempat menyampaikan beberapa prestasinya berdasarkan data yang diketahuinya, termasuk mengenai kebakaran hutan yang tak terjadi selama 3 tahun terakhir.
Namun, beberapa pihak menilai tak semua data yang disampaikan tersebut, benar.