Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sudah 36 tahun, Pardjio, mengayuh becak di jalanan Solo.
Bapak 9 anak yang berdomisili asli di Kabupaten Sragen itu, sejak 1975 mengadu nasib di Kota Bengawan, sebutan Solo.
Meskipun ada sebagian yang menganggap pekerjaannya berat, tetapi tidak bagi Pardji, sapaan akrabnya.
"Berat katanya tidur di becak, sulit gerak, kakinya harus menekuk," kata dia semringah menghadiri Deklarasi Gerakan Pengemudi Becak mendukung Jokowi-Ma'ruf di Joglo Sriwedari, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Rabu (27/2/2019).
"Tetapi bagi saya tidak, enggak ada dukanya kok," tuturnya.
Ya, becak tuanya dianggap sebagai berkah dari Tuhan, sehingga tidak hanya sebuah barang.
"Kalau tidak ada becak, mungkin saya tidak bisa menghidupi 9 anak saya," tuturnya.
"Alhamdulillah, meskipun maksimal anak-anak lulus SMA," ujar dia.
Sebagai perantau di Solo, Pardji tidak setiap hari pulang ke kampung halaman untuk menyerahkan segepok uang hasil keringatnya.