Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Pilpres 2019 yang digelar lembaga Cyrus Network mengungkap bahwa Prabowo Subianto dianggap lebih tegas daripada Joko Widodo.
Dari 1.230 responden di seluruh Indonesia 53,577 persen menangkap citra Prabowo sebagai sosok yang tegas.
Sementara Jokowi dicitrakan sebagai sosok yang tegas oleh 39,919 persen.
Lalu cawapres pasangan Prabowo, Sandiaga Uno dianggap oleh 2,114 persen responden sebagai sosok tegas.
Baca: Hinca Sebut Sosok AHY Akan Menggantikan SBY Sebagai Ikon Partai Demokrat
Dan cawapres pasangan Jokowi, Ma’ruf Amin dianggap oleh 0,813 persen responden sebagai sosok tegas.
“Kalau Prabowo dicitrakan tegas, sementara Jokowi sederhana dan merakyat,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Cyrus Network, Hasan Nasbi di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Sebanyak 69,35 persen responden menganggap Jokowi sebagai sosok sederhana dan merakyat, sementara Prabowo memperoleh suara 12,033 persen sebagai sosok sederhana dan merakyat.
Baca: Polisi Tangkap 11 Orang Pembuat Kericuhan Saat Harlah NU di Tebing Tinggi
“Kemudian Sandiaga Uno dianggap 10,813 persen responden sebagai sosok sederhana dan merakyat, lalu 4,634 persen responden menganggap Ma’ruf Amin sosok sederhana dan merakyat,” ujar Hasan Nasbi.
Sementara itu secara keseluruhan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih memimpin dengan elektabilitas 55,2 persen menurut Cyrus Network.
Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di angka 36 persen.
“Angka itu didapatkan dari pertanyaan spontan kepada responden tanpa menyebut tokoh atau disebut ‘top of mind’,” jelas Hasan Nasbi.
Baca: Survei Cyrus Network: Elektabilitas Jokowi-Maruf Terpaut 19,2 Persen dari Prabowo-Sandi
Sementara itu jika dengan metode simulasi surat suara maka elektabilitas keduanya meningkat.
“Kalau diberi kertas suara naik sedikit menjadi 57,5 persen untuk Jokowi-Ma’ruf Amin dan 37,2 persen untuk Prabowo-Sandi, dengan kata lain selisihnya sekitar 20 persen,” imbuhnya.
Hasan menjelaskan bahwa survei ini diikuti responden sebanyak 1.230 orang di 123 desa atau kelurahan dari 34 provinsi se-Indonesia dengan metode multistage random sampling serta margin of error sekitar 3 persen.
Survei dilaksanakan pada 18-23 Januari 2019.