TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin menengarai kubu pasangan calon presiden nomor urut 02 sudah hampir 'Lempar Handuk' atau menyerah di pemilihan presiden 2019.
Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni berujar, kubu Prabowo berupaya mendelegitimasi pihak penyelenggara Pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum.
Antoni menilik dari aksi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais di kantor KPU, Jumat (1/3/2019) kemarin.
"Setelah kasus hoaks Andi Arief soal surat suara yang sudah dicoblos, kemarin Amien Rais juga berusaha mendelegitimasi KPU dengan menuduh ada masalah dengan IT KPU dan oleh karena itu perlu diadakan audit forensik," ujar Antoni saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (2/3/2019).
Menurut Antoni, upaya-upaya kubu Prabowo-Sandi mendelegitimasi penyelenggara Pemilu, menandakan sudah hampir 'Lempar Handuk'.
Baca: Dukcapil Kemendagri: KTP Elektronik Bagi WNA Diatur Sejak 2006, Bukan Ujug-ujug
"Delegitimasi itu isyarat kubu Prabowo sudah hampir Lempar Handuk, tidak menemukan cara membendung dukungan deras rakyat terhadap Jokowi-Ma'ruf," imbuh Antoni.
Menurut Antoni, kubu Prabowo-Sandi tengah membangun narasi bahwa harus ada pihak luar yang disalahkan ketika pasangan calon presiden nomor urut 02 kalah di Pilpres.
"Semua partai pendukung mesti cuci tangan apalagi pernah ada dugaan mahar kardus yang sudah diterima," ucap Antoni.
Antoni mengingatkan, mendelegitimasi penyelenggara pemilu bisa berbahaya bagi legitimasi kepemimpinan nasional. "Lebih jauh bisa menimbulkan ketidakpercayaan rakyat kepada demokrasi. Bahaya sekali," tutur Antoni.