TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tabloid Obor Rakyat yang sempat memicu kontroversi pada kampanye Pilpres 2014 akan kembali terbit pada ajang Pilpres 2019.
Menghadapi kemunculannya, peneliti Formappi Lucius Karus menyarankan agar publik tidak cepat termakan informasi dari tabloid tersebut.
"Ini menyesatkan, jualan gagal di Pemilu 2014. Harusnya bertaubat jika pernah percaya dengan obor rakyat," ujar Lucius melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/3/2019).
Lebih lanjut, Lucius mengatakan 2019 adalah pertarungan ulang Capres Jokowi dan Prabowo dan reborn obor rakyat juga menjadi kelahiran ulang. Kata dia, sulit mengatakan jika kemunculan Obor Rakyat tidak berkaitan dengan politik.
"Dimasa lalu, Obor Rakyat bermain di lahan ini dan kini muncul lagi pada moment sama di tahun politik. Saya kira situasi kemunculan obor rakyat saat Pemilu hampir sama," tutur Lucius.
Sementara pengamat Hukum Saor Siagian mendorong agar Dewan Pers bisa melakukan pekerjaan mengawasi kemunculan Obor Rakyat.
Baca: Diminta Hadiah Sepeda, Jokowi: Saat Ini Tidak Boleh Dulu
"Kita dorong lagi agar Dewan pers melakukan pekerjaan itu. Dan Dewan Pers pernah sampaikan bahwa Obor Rakyat ini bukan produk jurnalistik," tutur Saor.
Seperti diketahui, tabloid Obor Rakyat menjadi kontroversi pada Pemilu 2014 lalu.
Isi dalam tabliod dinyatakan memenuhi penghinaan kepada Joko Widodo. Dua pimpinan Obor Rakyat, Darmawan Sepriyosa dan Setyardi Budiono pun sempat mendekam dalam penjara hinga akhirnya bebas.