TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Hendri B Satrio menilai apa yang dilakukan PSI (Partai Solidaritas Indonesia) menyerang partai nasionalis dapat mengganggu elektabilitas calon petahana Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini terkait pernyataan Ketua Umum PSI Grace Natalie menyinggung banyak partai yang mengaku nasionalis tapi justru mendukung peraturan daerah (Perda) syariah yang diskriminatif.
“Apakah akan menganggu Jokowi? Ya bisa saja. Yang banyak komentar kan partai koalisi Jokowi sendiri,” kata Hendri kepada wartawan, Rabu (13/3/2019).
Menurut Hendri, apa yang dilakukan PSI dengan mengkritisi partai nasionalis termasuk partai koalisi Jokowi itu sebetulnya untuk meningkatkan elektabilitas mereka sebagai partai pembeda.
Baca: Khasiat Garam Bagi Kesehatan Bisa Atasi Jerawat Sampai Hilangkan Bakteri Mulut
Meskipun, Hendri menganggap sebenarnya strategi dan tujuan PSI itu bagus. Cuma, isu yang dibawa PSI soal kesetaraan dimana isu tersebut dari hasil survei bukan menjadi permasalahan pokok yang diperhatikan masyarakat Indonesia.
Baca: Makan Mie di Warung, Ussy Sulistiawaty Pakai Tas Branded Berharga Fantastsis
Akan tetapi, saat ini permasalahan pokoknya adalah ekonomi dan lapangan pekerjaan. Harusnya, PSI berani masuk ke ranah isu premier ekonomi yakni bagaimana cara mengentaskan kemiskinan dan partai ini membuka lapangan kerja lebih banyak.
Memang, kata Hendri, isu ekonomi ini terdengar lebih eksekutif. Namun, PSI yang mengusung kadernya sebagai calon anggota legislatif tentu harus memperbaiki apa yang menjadi masalah dalam ekonomi.
“Kenapa sih lebih fokus permasalahan di Medan itu dan bangga sekali? Kenapa tidak bahas Tolikara misalnya. Menurut saya, lebih tepat dilaksanakan karena akhirnya orang-orang akan terfokus apa yang disampaikan PSI ternyata bolongnya banyak,” ujarnya.
Di samping itu, Hendri mengatakan pemilu serentak 2019 memang semua partai politik memiliki dua kepentingan yakni bagaimana meloloskan wakilnya di DPR dengan ambang batas 4 persen termasuk meloloskan wakilnya ke DPRD dan meloloskan presiden yang diusung yakni Jokowi-Ma’ruf Amin.
“PSI mau tidak mau harus konsentrasi untuk menyelamatkan partai lolos ke parlemen dari 4 persen ambang batas. Makanya apa yang dilakukan kemarin itu, dia sangat individualis, dia berjuang sendiri untuk partainya. Ingin publik tau PSI beda, tapi pakai cara omong kasar ke parpol lain,” tandasnya.