TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas pendukung pasangan Pilpres, Jokowi-Maruf Amin yang menamakan diri Ksatria Airlangga meminta eluruh masyarakat pendukung pasangan capres/cawapres Jokowi - Ma’ruf Amin hanya memilih calon anggota legislatif (caleg) yang berani memasang foto Jokowi di alat perangkat kampanye (APK) mereka.
Baik berupa baliho, spanduk, leaflet, brosur, stiker, kalender, cangkir dan sebagainya.
“Waktu tinggal satu bulan. Seluruh caleg harus berani ikut mengkampanyekan kemenangan Jokowi di basis pemilih mereka,” kata Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Senin (17/3/2019).
Teguh mengklaim, berdasar hasil pantauan di berbagai provinsi selama ini, masih terlihat cukup banyak spanduk atau baliho caleg yang tampil berkampanye tanpa menyertakan foto Jokowi atau simbol angka 01.
“Yang tidak berani (menampilkan foto Jokowi-Maruf-, jangan dipilih,” kata dia.
Deklarator Ksatria Airlangga Heru Hendratmoko mengatakan, para caleg yang belum mempromosikan Jokowi di alat peraga kampanye mereka agar segera melakukan perbaikan.
“Kalau mereka pasang foto Jokowi kan lebih menguntungkan. Elektabilitas mereka juga bisa ikut terangkat,” kata dia.
Lalu apa alasan para caleg ini nekat tak mau memasang foto Jokowi-Maruf di APK mereka? Teguh menduga itu karena mereka khawatir ada serangan dari kubu lawan.
"Padahal kekhawatiran itu sama sekali tidak punya dasar. Partainya sudah jelas mendukung, kok calegnya ogah-ogahan mengampanyekan Jokowi. Itu kan mau enaknya sendiri,” kata dia.
Teguh mengatakan serangan yang ditujukan terhadap pasangan Jokowi - Ma’ruf selama ini luar biasa besarnya. Fitnah, black campaign, hoax disebar untuk menggerus elektabilitas Jokowi yang makin meningkat.
Berbagai isu seperti kebangkitan PKI, LGBT, serbuan tenaga kerja China dan lain-lain terus dihembuskan kubu lawan. Fitnah dan hoax itu jahat dan busuk. Masak menghadapi yang seperti itu dengan memasang foto Jokowi saja tidak berani?” kata dia.