TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus menggenjot elektabilitas pasangan nomor urut 01 ), Jokowi-Ma'ruf Amin di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, khususnya di pemilih millenial.
Untuk menggenjot elektabilitas itu, Juru Bicara PSI, Habib Muannas mendatangkan Pegiat Media Sosial Denny Siregar ke Kabupaten Bekasi pada Minggu (17/3/2019).
Bertempat di Home Hotel Tambun, PSI mengadakan diskusi dan nobar debat cawapres bersama Denny Siregar yang diikuti ratusan peserta.
"Beliau (Denny Siregar,red) kan memang spesialis yang memantau keadaan politik. Beliau orang yang tepat memberikan keyakinan bahwa Jokowi layak melanjutkan kepimpinannya," kata Muannas dalan keterangan, Senin (18/3/2019).
Pria yang juga Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini menjelaskan dari ratusan desa yang dikunjungi hanya PSI, partai yang konsisten sosialiasi rumah ke rumah untuk pemenangan Jokowi di Kabupaten Bekasi.
Baca: Lampu Hijau dari Jokowi, FKUB Bakal Dapat Kucuran Dana dari APBN
"Setiap hari seluruh kader dan caleg PSI keliling door to door ke masyarakat di Bekasi dari hasil keliling itu ternyata partai lain jarang melakukan itu. Mereka (partai lain,red) masih malu-malu sosialiasi Jokowi," kata Caleg DPR-RI nomor urut satu ini.
Muannas mengatakan pada Pilpres 2014, Jokowi-JK hanya meraih 38,01 persen atau 555.733 suara. Jokowi-JK saat itu hanya menang di 1 dari 23 kecamatan, yakni Muara Gembong.
"Pada tahun 2014, Jokowi belum bisa maksimal di Kabupaten Bekasi dan kita tidak ingin hal itu terulang. PSI dipastikan mesin partai maksimal bekerja keras memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin," ucapnya.
Sementara, Denny Siregar mengaku salut dengan Muannas Alaidid karena mampu membuktikan stigma habaib di Indonesia.
Selain itu, Muannas juga termasuk terdepan dalam melaporkan hoaks ke ranah hukum.
"Saya dan keluarga dukung PSI. Bukan karena saya cinta dan suka PSI, tapi saya ingin menguji seorang Muanmas. Ketika di luar (parlemen, Red) dia teriak ketika di Senayan jangan dia sampai dia tidur," katanya.
"PSI harus diuji, harus didorong masuk ke Senayan biar masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Apakah harus saya uji dan caci maki dalam tulisan," tutupnya.