Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei LSI Denny JA menyebut bila angka golput tinggi, maka pihak yang paling dirugikan adalah pasangan calon Jokowi-Ma'ruf.
Direktur Program TKN, Aria Bima menyebut angka itu akan terus berubah-ubah, apalagi debat Pilpres 2019 masih menyisakan dua putaran lagi.
"Golput kan nanti pada saat pencoblosan, ini kan berubah-ubah terus," kata Aria Bima saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).
Baca: Turun dari Mobil Tahanan, Ahmad Dhani Bawa Amplop Sambil Teriak ‘Surat untuk Prabowo’
Selain pelaksanaan debat, proses kampanye yang masih berlangsung juga disebut jadi faktor utama meyakinkan pemilih untuk sadar menggunakan hak konstitusionalnya.
"Proses debat, proses kampanye ini tentunya akan mempengaruhi golput," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam hasil survei LSI Denny JA, keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap pasangan calon Prabowo-Sandi masih tidak aman dikarenakan adanya angka golongan putih (golput) yang cukup besar.
Baca: Polisi Tetapkan Lima Tersangka Pembajakan Truk Tangki Pertamina
Pihak yang paling rugi bila golput tinggi adalah pasangan calon Jokowi-Ma'ruf.
Setidaknya pasangan calon nomor urut 01 akan dirugikan oleh angka golput dalam tiga segmen pemilih, yaitu minoritas, wong cilik, dan milenial.
Hasil survei LSI menyebut Jokowi-Ma'ruf sudah unggul 68,7 persen di segmen pemilih minoritas, yakni 80,3 persen berbanding 11,6 persen milik Prabowo-Sandi.
Namun, keunggulan itu bisa terkikis bila golput di segmen pemilih tersebut menanjak.
Baca: BPN Soroti Kebijakan Maritim Pemerintahan Jokowi
Sementara pada segmen wong cilik, Jokowi yang sudah mendapat dukungan 63,7 persen berbanding 27,4 persen milik Prabowo, akan dirugikan bila angka golput kian tinggi.
Indikasi terjadinya golput di segmen pemilih wong cilik karena pemilih tidak terinformasi dengan baik terkait pelaksanaan Pemilu.
Selain itu, ada pula pemilih yang lebih memilih bekerja di hari pencoblosan.
Sedangkan di segmen pemilih emak-emak, Jokowi-Ma'ruf juga akan rugi jika terjadi golput.
Sebab, sejauh ini paslon 01 sudah memperoleh dukungan 61,0 persen, dibanding Prabowo-Sandi yang hanya 30,0 persen.
Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019.
Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.
Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.