Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto- Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean makin yakin kemenangan bagi paslon 02 akan terjadi pada Pilpres 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat ini setelah melihat hasil survei Litbang Kompas, yakni jarak elektabilitas Jokowi - Maruf Amin dengan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno semakin menyempit, 11,8 persen.
Survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan, elektabilitas Jokowi - Maruf Amin berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo - Sandiaga Uno 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
"Nanti pada hari "H" pencoblosan, 17 April 2019, akan terjadi crossing, suara Jokowi makin turun, dan Prabowo akan semakin naik. Ini optimisme kita semakin tinggi 2019, Indonesia akan memiliki Presiden baru," tegas Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Rabu (20/3/2019).
Baca: Makin Panas! Nikita Mizani Ditantang Para Rivalnya untuk Penuhi Panggilan Penyidik
Rilis survei Litbang Kompas, yang menunjukkan turunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin imbuh dia, juga bisa dibaca turunnya kepercayaan masyarakat.
Baca: Fenomena Protest Vote dalam Survei Litbang Kompas
"Elektabilitas Jokowi mengalami penurunan. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin turun ke Jokowi di tengah gencarnya kampanye kesuksesan Jokowi, terutama tentang infrastruktur," jelasnya.
Kampanye kesuksesan kinerja Jokowi, imbuh dia, tidak mampu menaikkan atau mempertahankan elektabilitas Jokowi yang pada 2014 lalu, memenangkan pilpres di angka 53,15 persen.
"Sekarang menurun di bawah 50 persen. Artinya masyarakat kehilangan kepercayaan dan tidak bisa lagi memberikan kepercayaan kepada pak Jokowi, " ucapnya.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.(*)