TRIBUNNEWS.COM - Tiga minggu sebelum Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 17 April mendatang, 10 ribu pengusaha Indonesia dari berbagai lapisan, sektor dan latar belakang, mendeklarasikan dukungan kepada Calon Presiden RI Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin.
Acara yang dihadiri oleh Jokowi ini digelar Kamis petang, 21 Maret 2019, di Istora – Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Penyelenggaranya adalah kelompok relawan KerJo (Pengusaha Pekerja Pro Jokowi).
Bertindak dalam kapasitas mereka sebagai pribadi-pribadi dan tidak mengatasnamakan organisasi dan perusahaan, para pengusaha yang mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-Amin ini merupakan tokoh dan pimpinan berbagai organisasi pengusaha dan asosiasi dunia usaha.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, penasehat KerJo dan tokoh pengusaha nasional Sofjan Wanandi menjelaskan latar belakang kenapa deklarasi ini diadakan.
Baca: Guru Olahraga SD di Lembak Muaraenim Cabuli 7 Siswi, Ini Modusnya
“Dengan segala kelebihan dan kekurangan Beliau selama ini sebagai presiden, kami pengusaha melihat Jokowi merupakan figur terbaik untuk memimpin Republik ke depan. Pengusaha ingin kesinambungan dan kepastian arah politik dan ekonomi kita ke depan. Kami ingin yang pasti-pasti saja. Kalau Pak Jokowi kami sudah tahu track record Beliau,” Sofjan menandaskan.
Sofjan juga mengatakan dia sepenuhnya setuju apa yang selama ini kerap ditekankan Wakil Presiden Jusuf Kalla di berbagai kesempatan. Ada dua alasan utama kenapa Jokowi perlu didukung supaya terpilih kembali.
“Pak Jokowi itu bukan figur yang otoriter, dia mau mendengar, tidak gebrak-gebrak meja kalau rapat. Yang kedua, terbukti anaknya cuma jualan martabak dan pisang goreng; tidak terlibat dalam proyek-proyek besar pemerintah. Ini keteladanan yang luar biasa dan penting sekali bagi semakin berkembangnya iklim usaha yang sehat dan kompetitif di Indonesia.”
Sementara Koordinator KerJo, Hariyadi Sukamdani, menjelaskan ada lima hal yang ditekankan dalam Deklarasi Pengusaha yang dibacakan para pengusaha di hadapan Jokowi.
1. Kepemimpinan Presiden Jokowi dinilai penting untuk dilanjutkan untuk menjaga stabilitas politik dan kesinambungan kebijakan ekonomi-politik Indonesia lima tahun ke depan.
2. Presiden Jokowi diyakini telah memperlihatkan sikapnya sebagai pemimpin yang demokratis, tidak otoriter, dan bersedia mendengarkan aspirasi dunia usaha.
3. Presiden Jokowi beserta keluarga telah memberikan suri tauladan tidak terlibat praktek KKN, sehingga dapat diandalkan untuk mengembangkan iklim usaha yang kompetitif, tidak monopolistik serta tidak nepotis.
4. Presiden Jokowi selama ini terbukti teguh menjaga ideologi Pancasila dari semakin menyebarnya ancaman ideologi ekstrem yang anti keberagaman.
5. Presiden Jokowi telah menunjukkan ketegasan dan keberaniannya dalam mengambil berbagai kebijakan yang tidak populer tapi strategis untuk pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
“Karena lima pertimbangan itulah, maka kami para pengusaha Indonesia mendeklarasikan sikap untuk mendukung terpilihnya kembali Pak Jokowi sebagai Presiden RI,” Hariyadi menegaskan.
Menambahkan Hariyadi, Rosan Roeslani menerangkan pengusaha selama ini mencermati berbagai capaian penting pemerintahan Jokowi di sektor ekonomi.
Menurutnya, jika membandingkan berbagai parameter pada Maret 2015 vs Maret 2018, pemerintahan Jokowi telah membukukan berbagai capaian ekonomi penting. Pertumbuhan ekonomi terus membaik, dari 4,88% kini menjadi 5,17%--angka tertinggi sejak 2014.
Kemiskinan turun menembus satu digit, dari semula 11,2% (28,6 juta jiwa) menjadi 9,8% saja (25,9 juta). Pengangguran juga berhasil dipangkas secara signifikan, dari semula 6,18% (7,5 juta orang) menjadi cuma 5,1% (6,8 juta orang).
Ekonomi pun berangsur semakin adil. Tingkat ketimpangan (Rasio Gini) mencapai titik terendah dalam tujuh terakhir, menyentuh 0,384 per September 2018. Menurut pemeringkatan Business Insider, di tahun 2018 Indonesia ditempatkan di peringkat ke-2 negara terbaik untuk investasi—mengalahkan Singapura, Belanda, Inggris, dan Perancis.
“Yang juga penting kita catat keberanian Beliau menetapkan kebijakan yang tidak populer tapi penting untuk kesehatan anggaran kita, yakni memangkas subsidi BBM,” Rosan menambahkan. “Hasilnya terbukti positif. Anggaran belanja ekonomi naik dua kali lipat, anggaran perlindungan sosial meningkat 10 kali lipat.”
“Belum lagi capaian pembangunan infrastruktur yang digelar Presiden besar-besaran selama ini,” Rosan menambahkan. Data menunjukkan sejauh ini telah dibangun jalan nasional sepanjang 3.400 km lebih, jalan tol 947 km, dan jembatan sepanjang 39 km.