TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahardika, anggota Litbang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengatakan, hasil survei terbaru Litbang Kompas sama seperti hasil survei internal BPN pada empat bulan lalu.
Dalam survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin hanya berbeda 11,8 persen dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,7 persen, sedangkan Prabowo Subianti-Sandiaga Uno 37,4 persen. Sedangkan 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Menurut Haryadin Mahardika, angka selisih berdasarkan survei internal tersebut kini sudah berubah. Namun, ia enggan membeberkan berapa elektabilitas kedua pasangan calon saat ini.
Baca: Piaggio Beberkan 4 Pilar Strategi Hadapi Tahun 2019
"Sebenarnya kalau survei dari Kompas itu mungkin kira-kira sama dengan survei kita empat bulan lalu. Hasilnya seperti itu," kata Haryadin Mahardika di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (21/3/2019).
Dari survei yang dilakukan internal BPN, menurutnya ada kecenderungan semakin mendekati pemungutan suara, tren perubahan suara tersebut melambat.
Baca: Fifi Lety Didesak BTP Tak Pakai Namanya Lagi untuk Usaha Keluarga, Harry: Namanya Ahok cuma 1 Orang?
Apabila empat bulan sebelumnya tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Sandi dan penurunan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berjalan cepat, satu bulan menjelang pemungutan suara, katanya, perubahan tersebut mulai melambat.
"Sekarang sudah lebih ini, jauh menipis (selisih elektabilitas), meski pergerakan memang lambat. Artinya pertambahan kita enggak secepat dulu, turunnya 01 juga enggak secepat dulu," ungkapnya.
Menurut anggota Dewan Pakar BPN itu, berdasarkan survei internal, perbedaan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sangat tipis.
Saking tipisnya, menurut Haryadin Mahardika, elektabilitas keduanya saat ini bisa dikatakan imbang.
"Sudah sangat tipis, sudah hampir dikatakan sebenarnya seri kalau tanding bola. Sudah bisa dikatakan imbang," ujarnya.
Haryadin Mahardika tidak menampik menipisnya elektabilitas kedua paslon, karena faktor suara di Jawa Tengah.
Menurutnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berhasil mengurangi dominasi suara Jokowi-Maruf Amin di Jawa Tengah.
"Iya, sudah jauh dibandingkan 2014, sudah jauh ya kita. Kita bisa katakan kalau dulu 2014 bedanya 6 juta, mungkin sekarang tinggal separuh mungkin bedanya," ulasnya.
Haryadin Mahardika mengatakan, survei internal BPN dilakukan berkala setiap bulan.
• Somasi TV One, Andi Arief: Saya Tak Melawan Wartawan dan Pers, Ini Urusan Pribadi!
Metode dan jumlah responden yang dilibatkan tidak berbeda jauh dengan survei Litbang Kompas dan lembaga survei lainnya.
"Kita ikuti jumlah responden dan metodologinya, tidak jauh berbeda. Dan yang pasti, hasil survei internal lah yang menjadi pegangan kita. Dengan hasil yang ada saat ini, kami sangat optimis memenangkan Pilpres," paparnya.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret 2019, memang menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
• Brenton Tarrant Pecat Pengacara dan akan Bela Diri Sendiri di Pengadilan, Ini yang Ditakutkan Publik
Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 37,4 persen. Sedangkan sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden, yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Maruf Amin.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin 52,6 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.