TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Pemilu itu untuk memperbaiki komitmen kehiupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu tidak tepat bila Pemilu dikatakan sebagai perang oleh pendukung pasangan calon.
"Pemilu itu memperbaiki komitmen. Ada istilah perang badar, perang total. Ini bukan perang," ujar Zulkifli Hasan saat membuka acara kunker media di Bandar Lampung, Jumat (22/3/2019) malam.
Zulkifli berharap penyelenggara Pemilu dan aparat penegak hukum dapat netral,adil, dan independen, sehingga mendapat kepercayaan publik.
"Saya selalu mengingatkan aparat terkait pemilu, harus dijaga kepercayaan publik. Bagaimana kalau publik tidak percaya Gakumdu, KPU, Polisi? Sebaliknya kalau pemilu itu sukses, kita mampu menjahit kembali merah putih. Itu bisa kita jahit kembali, persatuan bisa kita perkokoh itu ," katanya.
Baca: Jokowi : Pemilu Itu Bukan Perang
Ia menambahkan bahwa syarat Pemilu menurut Undang-undang adalah berlangsung Luber yakni langsung, bebas, dan rahasia.
Namun Luber saja tidak cukup, menurutnya pemilu harus jujur dan adil sehingga damai.
"Dalam konstitusi damai bisa dapat kalau Luber plus jujur dan adil. Kalau Luber dan jurdil, maka damai. Kalau luber diragukan dan jurdil diragukan, ya bagaimana," katanya.
Zulkifli mengaku merasa khawatir kondisi pasca pemungutan suara.
Apalagi bila hasil Pemilu presiden nanti selisih suara antara kedua pasangan calon tipis.
"Ini kan tinggal 26 hari, baik buruk tergantung kita. Ayo kita jaga bangsa kita ini, negara kita. Kalau ada apa-apa kan kita yang rugi, kalau sampai rusuh hotel yang bagus tutup, resto yang bagus tutup, mundur lagi kita," pungkasnya.