TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei yang digelar Vox Populi Research Center menunjukkan, elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 33,6 persen.
Terkait itu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menjadikan hasil survei tersebut cermin dan cambuk menuju hari "H" Pilpres 2019, pada 17 April mendatang.
"Semua survei fungsinya cermin dan cambuk. Bagus membuat semangat tim pemenangan berkobar karena kami masih tertinggal," ujar Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera kepada Tribunnews.com, Senin (25/3/2019).
Baca: Mardani Ali Sera: Pemerintahan Jokowi Miliki Manajemen yang Buruk
Meskipun BPN juga mempunyai data lapangan dan hasil analisa sendiri untuk dijadikan dasar mengambil strategi selama sisa waktu jelang pilpres 2019.
"Tentu kami juga punya data lapangan dan hasil analisa keduanya dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk eksekusi di sebulan terakhir," jelas Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Survei yang digelar Vox Populi Research Center menunjukkan, elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
"Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 33,6 persen," ujar Direktur Riset Vox Populi Research Center Dika Moehamad dalam siaran persnya, Senin (25/3/2019).
Menurut Dika, jumlah responden yang memilih tidak tahu/ tidak menjawab mencapai 12,3 persen. Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 1.200 orang mewakili 34 provinsi, kemudian dipilih berdasarkan acak bertingkat (multistage random sampling).
Masih menurut Dika, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka melalui kuisioner. Survei yang digelar dari tanggal 5 hingga 15 Maret 2019 ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,9 persen.
Dika mengatakan, tingginya selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga disebabkan tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
"Tingginya kepuasan terhadap kinerja pemerintah terkonversi dalam elektabilitas Jokowi yang jauh mengungguli Prabowo-Sandiaga, yakni terpaut 20 persen," ujar Dika. (*)