Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perludem, Titi Anggraini, menilai ada beberapa tantangan yang dihadapi penyelenggaraan Pemilu menjelang hari pemungutan suara.
Menurut Titi, tantangan pertama adalah munculnya pragmatisme untuk menang. Bagi Titi, hal ini dapat merusak politik gagasan.
Baca: Perludem Nilai KPU Belum Punya Strategi Alternatif untuk Ketersediaan Surat Suara
Padahal menurutnya, masyarakat lebih membutuhkan gagasan dan terobosan dari caleg dibanding politik citra.
"Kampanye yang pragmatis mengedepankan citra, simbol. Akhirnya, politik gagasan jadi tambah jauh," ujar Titi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2019).
Selain itu, Titi mewanti-wanti menjamurnya penyebaran berita hoaks dan fitnah.
Dia menduga penyebaran hoaks bakal lebih masif pada masa kampanye terbuka.
"Kami menduga penyebaran ini punya potensi meningkat di masa kampanye rapat umum dr masa tenang, ini kesempatan terakhir untuk membangun afeksi dukungan pemilih," ungkap Titi.
Titi mengungkapkan penyebaran berita hoaks tentang penyelenggaraan Pemilu menyasar peserta hingga penyelenggara.
Selain penyebaran berita hoaks, hal yang perlu diwaspadai adalah politik uang.
Tantangan terakhir adalah potensi munculnya kekerasan dalam penyelenggaraan Pemilu.
"Kekerasan pemilu dibagi tiga, fisik atau luka, serangan milik negara atau pribadi, ancaman untuk melakukan kekerasan dan penyerangan terhadap fasilitas properti," jelas Titi.
Seperti diketahui, penyelenggaraan Pemilu 2019 telah memasuki fase kampanye terbuka.
Baca: Kopi Politik Siapkan Truk Kampanye untuk Relawan Jokowi - Maruf Amin
Pasangan capres-cawapres, Jokowi dan Maruf Amin mengadakan kampanye di Serang, Banten.
Sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berkampanye di Makassar, Sulawesi Selatan.