TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Is Budi Widuri menyayangkan tudingan kubu petahana soal bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di acara kampanye terbuka capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, Minggu (24/3/2019).
Is-sapaannya- mengatakan di momen seperti sekarang semestinya semua pihak menyampaikan narasi-narasi positif.
"Tak usah memprovokasi. Kasihan publik, capek dijejali berita-berita tendensius dan provokatif," ujar Is melalui keterangan
tertulisnya, Selasa (26/3/2019).
Is meminta petahana lebih cerdas dan menggunakan akal sehat. Sudah jelas, kata dia, bendera yang berkibar bukanlah ormas HTI.
"Itu bendera berlafadz tauhid, milik kaum muslim," jelas Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat tersebut.
"Memang ada yang salah dengan lafadz tauhid?" tanya dia.
Baca: 4 Fakta Laporan Bendera HTI di Kampanye Prabowo, BPN Membantah hingga Fadli Zon Merasa Geram
Is mengimbau para elite untuk berpolitik yang mencerdaskan, tanpa menyebar fitnah yang memecah belah masyarakat.
Tensi panas politik seperti sekarang, harus diredam dengan sikap yang santun dan beretika.
"Sebentar lagi pencoblosan, kita jaga. Kita harus menjaga kondusifitas Pemilu 2019," jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Is juga mendukung penuh upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengundang negara-negara luar melakukan pemantauan Pemilu 2019.
Menurut Is, hal tersebut adalah bentuk dari pengawasan, demi terselenggaranya Pemilu yang jujur dan adil.
"Kehadiran mereka (pemantau dari luar negeri) tentu positif. Selama konteksnya benar-benar mengawal jalannya demokrasi di Indonesia," pungkas Caleg PKS DPR-RI Dapil 5 Kabupaten Bogor tersebut.