Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) 15-22 Maret 2019 menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 51,4 persen, sementara Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 33,3 persen.
Bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, hasil survei CSIS belum membuat mereka puas atas capaian tersebut.
Baca: Wirdha Sylvina Ungkap Rasa Rindunya pada Elvy Sukaesih Sambil Berkaca-kaca
"Seluruh hasil survei baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan tetap sama kami hormati. Semua kami jadikan tolok ukur bagaimana kami bekerja lebih giat lagi," ujar Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago kepada Tribunnews.com, Kamis (28/3/2019).
Menurut dia, target menang minimal di atas 15 persen harus tercapai pada 17 April 2019 mendatang.
Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukan adanya selisih suara antara Jokowi-Maruf dengan Prabowo-Sandi sebesar 18,1 persen.
Peneliti CSIS, Arya Fernandez mengatakan masih ada 14,1 persen responden yang menjawab tidak tahu atau merahasiakan jawabannya.
Baca: Polisi Terjunkan 5.000 Personel untuk Amankan Debat Keempat Pilpres 2019
Ada pula 1,2 persen belum menentukan pilihan.
Survei juga mengukur kemantapan responden terhadap pilihannya.
Hasilnya, lebih banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menyatakan sudah mantap dengan pilihannya, yakni sebesar 84,4 persen. Adapun responden yang sudah mantap mendukung Prabowo sebesar 81,3 persen.
Baca: 2 Pelaku Pemerkosa dan Pembunuh Pendeta Muda Ternyata Buruh Perkebunan Sawit, Motif Awal Dendam
"Tingkat kemantapan pilihan pemilih sudah cukup tinggi. Migrasi pemilih antarcalon diprediksi tak akan banyak terjadi," kata Arya saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (28/3/2019).