TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf meminta kubu Prabowo-Sandi tidak mempersepsikan ke arah yang negatif, soal ajakan capres Jokowi untuk memakai baju putih ke pendukungnya saat ke tempat pemungutan suara (TPS).
Wakil Ketua TKN Rosan Roeslani mengatakan, warna putih sangat identik dengan Jokowi sejak 2014, dimana warna ini menunjukkan semangat bersih, santun, dan kebersamaan antar masyarakat.
"Jadi terlalu jauh itu (dianggap memicu konflik), rakyat kita sudah sangat pintar dan justru ini membawa semangat kebersamaan, jangan diartikan lain, jangan dibawa ke arah sana (negatif)," ujar Rosan di gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Menurut Rosan, setiap rencana memang dapat diartikan macam-macam oleh pihak lain. Namun, ajakan menggunakan baju putih, hanya semata-mata untuk membawa rasa sejuk di masyarakat saat pelaksanaan pencoblosan capres-cawapres.
Baca: 3 Sayuran yang Bisa Redakan Asam Lambung
"Bisa juga kan nanti warna biru dibilang melambangkan ini, atau warna lain dibilang ini. Jadi kalau dibilang ajakan baju putih justru akan memecah belah, saya rasa sangat jauh, dari dulu Pak Jokowi juga identik dengan warna putih, bukan dengan warna lainnya," tutur Rosan.
Sebelumnya, calon presiden petahana Jokowi meminta kepada warga Dumai, Riau, pada 17 April 2019 untuk berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan baju putih sesuai dengan pakaian yang dikenakan Jokowi-Ma'ruf di surat suara.
"Jangan lupa, saya ingatkan 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," kata Jokowi di Dumai.
Pernyataan Jokowi tersebut dinilai Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean menilai, Jokowi tidak memahami azas pemiilu yang seharusnya rahasia karena mengajak masyarakat mengenakan baju putih saat datang ke TPS pada 17 April nanti.
Ajakan Jokowi tersebut juga dinilai politikus Demokrat itu berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat. Karena pilihan politik masyarakat sudah teridentifikasi dengan pakaian yang dikenakan.
"Nanti di TPS yang tidak baju putih akan melihat oh ini baju putih pendukungnya pak Jokowi dan sebaliknya juga begitu ini tidak menggunakan baju putih pendukung Prabowo, maka potensi konflik akan sangat mungkin terjadi di TPS karena ada perbedaan yang mencolok disitu jadi ini yang tidak diketahui oleh Jokowi bahwa dia telah menebar bibit konflik," katanya.