Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya tinggat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menjadi modal besar bagi Pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 mendatang.
Survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS) 15-22 Maret 2019 menunjukkan, mayoritas masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sebanyak 72,9 persen responden mengaku puas dengan kinerja pemerintah dalam empat tahun terakhir.
Hanya 26,3 persen yang mengaku tidak puas.
Baca: CEO Ducati Sindir Pedas Para Pesaingnya di MotoGP Melalui Cuitan Twitter
Adapun sisanya 0,8 persen mengaku tidak tahu/tidak menjawab.
"Ini modal besar bagi kami untuk mencapai target pemenangan menjadi 70 persen," ujar Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily kepada Tribunnews.com, Kamis (28/3/2019).
Merujuk hasil survei tersebut, TKN makin optimis masyarakat akan turut berpartisipasi dalam Pemilu 2019.
Baca: Mahfud MD: Golput Tidak Akan Mengurangi Legalitas Hasil Pemilu
"Itu artinya angka Golput insya Allah dapat ditekan. Masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya partipasi politik," ujarnya.
Ia juga mengatakan Survei CSIS menambah deretan dari lembaga-lembaga survei kreadibel yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Selisihnya hampir sama mendekati 20 persen. Kami sangat optimis akan memenangkan Pilpres 2019 ini," ucapnya.
Dalam survei CSIS tercatat, kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap pemerintah membuat elektabilitas Jokowi yang kini mencalonkan diri kembali bersama Ma'ruf Amin juga cukup tinggi dibanding rivalnya.
Baca: Mantan Kepala BIN Sebut Pemilu 2019 Bukan Hanya Kubu Jokowi dan Prabowo yang Berhadapan
Kendati demikian, tak semua masyarakat yang puas dengan kinerja pemerintah mau memilih Jokowi-Ma'ruf. Jokowi-Ma'ruf dipilih 51,4 persen responden, sementara rivalnya Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 33,3 persen.
Survei ini dilakukan dengan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang memiliki hak pilih tersebar di 34 provinsi.
Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dibiayai sendiri oleh CSIS.