TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tidak berbeda dengan hasil survei lembaga-lembaga yang lain.
Hal itu dikatakan Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira kepada Tribunnews.com, Jumat (29/3/2019).
CSIS merilis survei 15-22 Maret 2019 menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 51,4 persen, sementara Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 33,3 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa posisi kontestasi Pilpres 2019 ini akan berakhir seperti 2014," ujar anggota DPR RI ini.
Baca: Yamaha MT-15, Bike of The Year 2019 Versi Tabloid Otomotif
Menurut Andreas Pareira, pasangan Jokowi-Ma’ruf tinggal merawat calon-calon pemilihnya dan merebut lagi pemilih “ngambang” (swing voters) atau pada sebagian kecil yang belum memutuskan.
"Sambil juga menjaga agar tidak terjadi benturan-benturan internal, antar parpol koalisi dan antar parol dan relawan," ucapnya.
Survei terbaru CSIS 15-22 Maret 2019 menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 51,4 persen, sementara Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 33,3 persen.
"Selisih suara kedua pasangan calon 18,1 persen," kata peneliti CSIS, Arya Fernandez, saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Kendati demikian, lanjut Arya, masih ada 14,1 persen responden yang menjawab tidak tahu atau merahasiakan jawabannya. Ada pula 1,2 persen belum menentukan pilihan.
Survei juga mengukur kemantapan responden terhadap pilihannya. Hasilnya, lebih banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menyatakan sudah mantap dengan pilihannya, yakni sebesar 84,4 persen. Adapun responden yang sudah mantap mendukung Prabowo sebesar 81,3 persen.
"Tingkat kemantapan pilihan pemilih sudah cukup tinggi. Migrasi pemilih antarcalon diprediksi tak akan banyak terjadi," kata Arya.