News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Charles Honoris: Pernyataan Prabowo Harus Menang 25 Persen Bagian dari Framing Opini Kecurangan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri undangan Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni dan Aktivis Kampus Indonesia (Geraaak Indonesia) di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, (5/4/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Charles Honoris menilai pernyataan Prabowo bahwa pihaknya harus menang dengan selisih suara minimal 25 persen karena belasan persen suara akan dicuri adalah rangkaian dari opini kecurangan yang dibangun kubu 02 untuk mendelegitimasi pemilu.

"Cara ini sebelumnya kerap digunakan oleh BPN dengan menyuarakan pernyataan yang sangat maksa bahwa hanya kecurangan yang bisa mengalahkan 02," kata Charles melalui keterangannya, Sabtu (6/4/2019).

Menurutnya, opini kecurangan yang sedang dibangun itu berbahaya dan bisa menciptakan konflik.

"Opini kecurangan yang dibangun kubu 02 ini sangat berbahaya, bukan hanya karena telah memperkeruh situasi politik yang semakin panas jelang hari pencoblosan, tetapi juga berpotensi menciptakan konflik jika hasil akhir pemilu tidak sesuai keinginan mereka," tuturnya.

Legislator PDI Perjuangan itu mengingatkan sekarang ini bukan era Orde Baru di mana penguasa bisa seenaknya mengatur hasil pemilu.

Baca: Kunjungi Banten, Maruf Amin Bertekad Rebut Basis Prabowo Subianto

"Sekarang bukan lagi era mantan mertua Prabowo di mana suara bisa dicuri dan pemenang pemilu bisa ditentukan seenak udelnya! Lagian ketika semua lembaga survei menempatkan elektabilitas 01 jauh di atas 02, seharusnya kami yang takut suaranya dicuri. Bukan sebaliknya," tegasnya.

Mengutip hasil survei SMRC pada Januari 2019, Charles mengatakan mayoritas, sekitar 80 persen, publik percaya pada integritas KPU dalam menyelenggarakan pemilu.

Dengan demikian, opini kecurangan pemilu jelas bertentangan dengan opini masyarakat luas.

"Janganlah setelah melihat banyak survei yang memprediksi 02 kalah telak, lantas opini kecurangan ini dibangun. Upaya itu pasti akan sia-sia karena mandat kekuasaan datangnya dari rakyat, bukan dari elite yang mulutnya mulai teriak curang saat dirinya terjepit," ujar Charles.

Untuk itu, Charles meminta KPU tetap fokus bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaraan pemilu yang tinggal beberapa hari ke depan.

Serta meminta aparat keamanan harus mengantisipasi potensi-potensi gangguan keamanan sejak dini.

"Di 11 hari jelang pencoblosan ini, KPU hendaknya fokus saja bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaran pemilu. Toh, rakyat sudah memberikan kepercayaan penuh pada KPU untuk menyelenggarakan pesta demokrasi yang jujur dan adil," pungkas Charles.

Diberitakan sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengajak sejumlah dosen dan akademisi yang tergabung dalam gerakan elaborasi rektor akademisi, dan aktivis kampus se Indonesia (Geraaak) untuk turun memenangkannya di Pemilu Presiden 2019.

Sehingga menurut Prabowo selisih kemenangannya dengan Jokowi bisa di atas 25 persen.

"Beberapa hari lagi kita harus benar-benar turun dan atasi niat-niat kecurangan. Kita harus menang dengan angka yang sangat besar. Kita harus menang dengan selisih di atas 25 persen karena potensi dicuri sekian belas persen," ujar Prabowo di Balai Kartini, Jakarta, Jumat, (5/4/2019).
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini