Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca IP Panjaitan menjelaskan kepada publik bahwa surat Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno kemarin sebagai kampanye yang tak lazim dan tidak inklusif adalah sebuah pengingat.
Hinca menjelaskan melalui surat itu SBY ingin mengatakan bahwa jika nanti terpilih sebagai Presiden Indonesia 2019-2024 maka Prabowo harus menjadi presiden bagi semua masyarakat Indonesia.
“Pak SBY mengingatkan bahwa jika nanti terpilih sebagai presiden maka Pak Prabowo perlu inklusif dan menjadi presiden bagi semuanya, Pak SBY ingin Pak Prabowo memanfaatkan momentum kampanye akbar agar menjadi presiden bagi semuanya,” ucap Hinca di DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
Hinca menegaskan bahwa pesan tersebut adalah bentuk dukungan SBY agar Prabowo sukses menjalankan kampanye sebagai capres dan sukses melenggang sebagai Presiden Indonesia 2019-2024.
Baca: Prabowo Tawarkan Uang Pensiun untuk Koruptor, Demokrat : Kami Tetap Ingin KPK Diperkuat
Hinca juga membantah bahwa tidak ada keretakan hubungan antara Demokrat dengan Koalisi Adil Makmur meskipun Komandan Kogasma (Komando Tugas Bersama) Partai Demokrat yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak hadir dalam acara itu.
“Tidak ada larangan sama sekali, terbukti kami sudah siapkan personel Kogasma di sana, lalu siapkan skenario jika Komandan Kogasma tak bisa maka sekjen yang menggantikan, karena saya juga terjebak kemacetan maka Pak Syarief Hasan selaku Wakil Ketua Umum DPP Demokrat yang hadir,” ungkapnya.
“Sama sekali tak ada keretakan, anda bisa saksikan betapa primanya AHY saat sampaikan pendapat dan pikiran Demokrat saat kampanye bersama Pak Prabowo di Bandung, ketidakhadiran Mas AHY kemarin semata hanya faktor kurang fit,” pungkasnya.