Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Husin Yasid menanggapi tundingan hasil surveinya yang kurang akurat.
Ia yang ditemui usai pemaparan elektabilitas capres dan cawapres pilpres 2019 mengatakan metodelogi yang digunakan surveinya telah sesuai kaidah ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan.
Baca: Survei Puskaptis : Elektabilitas Prabowo 47,59 Persen, Jokowi 45,37 Persen
"Bisa saya jawab secara ilmiah juga, itu secara metodologi, lalu penyebaran wilayah, survei karakteristik pemilih, dari umur, tingkat pendidikan agama dan sebagainya jadi sudah memenuhi kaidah ilmiah," ujar dia usai memaparkan survei di hotel kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
Lebih lanjut dirinya pun membantah surveinya dibayar oleh kelompok tertentu untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
"Persepsi masyarakat kepada kita itu ya silahkan, tapi kami sebagai lembaga survei kita independen," ucapnya.
Survei terbaru Puskaptis, dilakukan pada 26 Maret - 2 April 2019, yang diklaim dilakukan secara proporsional di 34 provinsi, dengan jumlah responden sebanyak 2.100 berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah, serta tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Survei dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam memaparkannya Puskaptis menyatakan, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis yakni 47,59 persen dari Jokowi - Maruf Amin yang mendapat suara 45,37 persen.
Baca: Hasil Survei Terbaru Indodata: Jokowi-Maruf 54,8 Persen, Prabowo-Sandi 32,5 Persen
Dari hasil tersebut, Husin mengatakan, pasangan nomor urut 02 itu berpeluang besar menang dan maju menjadi presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Menarik jauh ke belakang, lembaga survei Puskaptis merupakan satu dari 3 lembaga yang di 2014 lalu, memenangkan Prabowo - Hatta dalam surveinya, sementara hasil lembaga survei lain dan hasil real count KPU, dimenangkan oleh Jokowi - Kalla.