TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kopi Politik Syndicate (KPS) menilai klaim kubu 02 bahwa massa 212 hadir di Gelora Bung Karno (GBK) mengada-ada. Juru bicara KPS, Dedy Arianto, mengatakan kehadiran massa di GBK dan kegiatan 212 di Monas jumlahnya jauh berbeda.
"Tidak tepat jika kubu Prabowo mengatakan massa 212 hadir di GBK, jelas jauh berbeda antara kegiatan 212 di Monas dan di GBK. Kampanye Prabowo kempes," ujar Dedy, dalam keterangannya, Senin (8/4/2019).
Ia menilai tak seluruh pendukung 212 hadir di GBK, dan hanya beberapa saja. Karena, kata dia, jika dilihat jumlah massa 212 di Monas dan GBK kemarin sangat jauh.
"Itu artinya, pendukung 212 tidak ingin Ibadah bermunajat dijadikan alat berpolitik dan sebagian dari massa 212 juga sangat mengharapkan seorang Kiyai yang notabenenya Ketua MUI menjadi Wapres di 2019-2024 mendatang," kata dia.
Menurutnya, jika dilihat dari kapasitas GBK dan luas areanya maka yang diperkirakan hadir kemarin hanya sekitar 200 ribu orang. Angkanya tentu jauh dengan jumlah yang hadir dikegiatan 212 di Monas.
"Bisa juga anggota 212 sudah mulai beralih dukungan kepada paslon 01, kami yakin itu," tuturnya.
Lebih lanjut, aktivis Trisakti bernama Uu menambahkan bahwa klaim kemenangan paslon 02 dengan kegiatan kampanye di GBK dilihat terlalu sombong.
Baca: Jelang Pilpres 2019, Ratna Sarumpaet Kembali Tegaskan Pilihannya dengan Salam Dua Jari
"Jangan karena GBK penuh ,mereka klaim menang Pilpres. Masih sangat jauh angkanya dari jumlah pemilih. Yang hadir hanya 0,1 persen dari jumlah DPT pilpres," kata Uu.
Uu masih optimis jika 01 akan menang pada 17 April nanti. Dilihat dari kinerja Jokowi selama ini, ia menilai banyak masyarakat yang yakin jika Jokowi 2 periode maka Indonesia akan semakin maju.
"Kita lihat nanti tanggal 13 April, massa pendukung 01 akan membanjiri kampanye akbar. Mereka hadir karena yakin Jokowi menang, Indoensia akan maju dan sukses. Kita semua yakin suasana pemerintahan akan lebih sejuk jika sang presiden didampingi oleh seorang ulama," tandasnya.