TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy setuju dengan pernyataan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut format kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK, Minggu (7/4) cenderung eksklusif bagi identitas tertentu.
"Kalau saya melihat pak SBY memang prinsip dia itu selalu seperti itu. Nggak benar kalau segala macam bentuk kampanye itu mengedepankan identitas itu nggak bener, itu harus menjadi peringatan bagi semua pihak," ujar Lukman saat ditemui di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
Menurutnya, kampanye pesta demokrasi Pemilihan Presiden tidak boleh mengedepankan identitas tertentu dan mengabaikan identitas lainnya.
Lukman mempertanyakan sisi ideologis kampanye Pilpres yang punya kecenderungan mementingkan salah satu golongan atau identitas seperti itu. Apalagi, diperkuat dengan orasi dan simbol-simbol agama tertentu yang kental dirasakan.
Padahal, Indonesia adalah negara majemuk dengan beragam suku, budaya dan agama di dalamnya.
TKN menyatakan, bahwa model kampanye akbar yang diterapkan oleh paslon 02 cukup jelas menonjolkan identitas dan sektarianisme mereka.
Baca: TGB Ajak Ibu-ibu Majelis Taklim Pilih Pasangan Jokowi-Maruf
Model kampanye seperti itu dirasa tidak mendidik masyarakat Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi.
"Menurut saya, kami (TKN) menyatakan bahwa model kampanye begitu memang mengedepankan identitas, sektarian, dan tidak mendidik di era demokrasi seperti ini. Tak pantas ditiru," ujar dia.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan keberatannya soal format kampanye akbar pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hari ini.
Pasalnya, ia beranggapan kalau set up acara, rundown acara hingga tampilan fisik kampanye tidak menunjukkan kampanye nasional yang inklusif, melainkan terkesan eksklusif.
"Menurut saya, apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Minggu (7/4/2019) .
SBY juga berpendapat pelaksanaan kampanye pemilu nasional sepatutnya melingkupi seluruh pihak. Artinya, tidak memunculkan satu identitas tertentu.
Fahri Hamzah Tak Sependapat
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tidak sependapat bila kampanye akbar Prabowo-Sandi, di stadion Gelora Bung Karno pada Ahad kemarin disebut eksklusif.
Menurut Fahri acara kampanye akbar tersebut tidak eksklusif untuk satu golongan saja.
Fahri mengatakan bahwa acara kampanye akbar tersebut ada dua bagian. Pertama yakni salat Subuh berjemaah, dan kemudian kampanye akbar.
"Yang ikut salat Subuhnya orang Islam saja. karena kan nggak mungkin ngajak agama lain salat Subuh kan. Tapi begitu mulai jam 8, acaranya kan jadi acara kampanye," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8//2019).
Oleh karena itu menurut Fahri tidak ada masalah dengan rangkaian kampanye akbar tersebut.