Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Alvara Research Center mengungkap elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto–Sandiaga Uno, pada bulan April 2019.
Demikian rilis Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
"Elektabilitas pasangan Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin pada bulan April 2019 sebesar 52,2 persen, sementara elektabilitas pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sebesar 38,8 persen, dan yang belum memutuskan 9,0 persen. Gapnya ada 13,4 persen," ujar Hasanuddin Ali.
Disebutkan, elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami kenaikan pada survei bulan April 2019.
Baca: KPK Fasilitasi 63 Tahanan Mencoblos Saat Pemilu 2019
"Tapi kenaikan ini sudah terlambat, pemilu tinggal beberapa hari, kecil kemungkinan elektabilitas Prabowo-Sandi mampu menyalip Jokowi-Ma’ruf Amin," jelasnya.
Ia memaparkan pula masing-masing pasangan memiliki Solid Voters yang tinggi.
Dalam survei ini juga diketahu kecenderungan undecided voters pada Pilpres 2019 akan memilih Jokowi-KH Ma’ruf Amin (57,2 persen) dibandingkan Prabowo-Sandi (42,8 persen).
Jokowi– KH Ma’ruf Amin memiliki elektabilitas yang tinggi di basis pemilih dengan suara terbesar, yaitu di Pulau Jawa. Sementara Prabowo-Sandiaga Uno unggul di Pulau Sumatera.
Selain itu Jokowi– KH Ma’ruf Amin unggul di generasi Milennial yang memiliki jumlah pemilih terbesar dan di kelompok yang lebih tua. Sementara hanya di kelompok Gen Z Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bisa menempel lebih dekat.
Lebih jauh ia menjelaskan, keunggulan elektabilitas Jokowi–KH Ma’ruf Amin di kelas menengah tidak jauh dari Prabowo
Subianto – Sandiaga Uno.
Namun, elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno di masyarakat kelas menengah bawah terpaut cukup jauh.
Berdasarkan survei ini juga diketahui, mayoritas pendukung partai cukup solid mengikuti Capres-Cawapres pilihan partai politiknya.
Riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka (face-toface interview) kepada 2000 responden terpilih.
Survei dilakukan pada 2 – 8 April 2019.
Metode survei yang digunakan yakni multistage random sampling di 34 provinsi, dengan margin of error 2,23 persen.(*)