TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Waktu pemilihan umum semakin dekat. Besok, Rabu (17/4/2019), masyarakat Indonesia bakal menyuarakan hak pilihnya melalui tempat pemungutan suara yang tersedia. Salah satu pemungutan suara tersebut bakal menentukan presiden dan wakil presiden Indonesia yang selanjutnya.
Siapapun yang terpilih, calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Indonesia memiliki sejumlah pekerjaan rumah di bidang ekonomi dan investasi. Menurut Heads of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan, ada tiga permasalahan utama Indonesia dalam ekonomi dan investasi.
Pertama adalah permasalahan defisit kembar, yaitu defisit anggaran dan defisit perdagangan. Menurut Khrisna, penanganan defisit anggaran dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan pajak serta efisiensi dan efektifitas belanja negara.
Efisiensi dan efektivitas belanja negara ini misalnya, dengan tidak membiarkan dana belanja mengendap di perbankan atau menunda belanja hingga menjelang tutup tahun.
Baca: H-1 Pilpres, Capres Prabowo Subianto Bertemu Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo
Menurut dia, hal ini dapat membuat manfaat dari dana belanja tersebut menjadi tidak optimal.
Sementara itu, solusi terhadap defisit neraca perdagangan adalah dengan meningkatkan ekspor non-migas, yaitu dari sektor ekonomi kreatif, perikanan, pertanian, perkebunan, elektronik dan otomotif.
Baca: Davin Kirana, Caleg yang Surat Suaranya Tercoblos Itu Anak Bos Lion Air dan Dubes RI di Malaysia
Di sisi lain, Indonesia juga perlu mengurangi impor barang yang bisa dihasilkan sendiri, seperti garam, buah-buahan, serta komponen mesin dan elektronik.
“Juga dengan meningkatkan pariwisata seiring dengan diraihnya peringkat pertama sebagai negara wisata halal menyamai Malaysia,” ujarnya, Senin (15/4/2019).
Baca: Audrey, Siswi SMP Korban Pengeroyokan, Tolak Upaya Diversi, Tuntut Penyelesaian di Pengadilan
Permasalahan kedua menurut dia adalah calon presiden dan wakil presiden harus bisa mengatasi ketertinggalan pembangunan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia.
Jalan keluarnya adalah dengan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah dan peningkatan kualitas pendidikan yang berorientasi industri.
"Salah satunya melalui program vokasi baik di sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi yang harus bisa lebih ada keterkaitan dengan program besar pemerintah," ungkap dia.
Peningkatan kualitas pendidikan yang berorientasi industri ini terutama untuk sektor perikanan, teknologi pertanian, perkebunan, infrastruktur, energi terbarukan.
Selanjutnya, permasalahan ketiga berkaitan dengan poin kedua. Menurut dia, capres dan cawapres harus bias mengatasi masalah kemudahan berinvestasi.
Hal ini dapat dicapai dengan cara memperbaiki infrastruktur, logistik, birokrasi, perizinan, serta memberi kepastian hukum. “Jangan ada lagi tumpang tindih perizinan,” ungkap Krishna.
Dengan begitu, perekonomian bakal semakin berkembang dan berpotensi mengundang investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Laporan Reporter: Nur Qolbi
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Lotus Sekuritas: Ada tiga pekerjaan rumah penting bagi presiden terpilih