News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Litbang Kompas: Suara Jokowi Merosot Drastis di Sulawesi, Dari 62,33% Jadi 48,10%

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas KPPS melakukan penghitungan surat suara pilpres pada pelaksanaan Pemilu 2019 di TPS 16 yang terendam banjir di RT 04 RW 05, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (17/4/2019). Meski TPS, akses jalan dan rumah terendam banjir, tapi warga tetap antusias menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019 ini. Di TPS ini, hasil penghitungan akhir pilpres dimenangkan pasangan Prabowo-Sandi dengan perolehan 117 suara, sedangkan Jokowi-Maruf memperoleh 74 suara dan 5 suara dinyatakan tidak sah. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin keok dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk Pulau Sulawesi dalam Pilpres 2019.

Data yang diperoleh Litbang Kompas, Kamis (18/4/2019) pukul 14:26 WIB menunjukkan Prabowo-Sandi meriah 51,90 persen dukungan.

Sedangkan Jokowi-Ma'ruf Amin hanya dapat 48,10 persen.

Hal ini berdasarkan data masuk telah mencapai 99,5 persen ke pusat data Litbang Kompas, Kamis (18/4/2019) pukul 14:26:47 WIB.

Di Sulawesi, dukungan terhadap Jokowi mengalami penurunan yang signifikan dibanding Pilpres 2014 lalu.

Baca: Litbang Kompas: Unggul di Jawa Timur, Jokowi-Maruf Amin Raih 64,86 Persen

Saat berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) di 2014, Jokowi bisa meraih 62,33 persen, dan mengalahkan Prabowo yang saat itu bersanding dengan Hatta Rajasa 37,67 persen.

Dalam hitung cepat kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel 2.000 TPS terpilih di seluruh Indonesia.

Pengambilan 2.000 sampel dilakukan dengan pertimbangan target toleransi kesalahan (margin of error), kemampuan sumber daya yang ada, dan biaya.

Dengan pengambilan 2.000 TPS sampel dan tingkat kepercayaan 99 persen, simpangan kesalahan untuk setiap provinsi diperkirakan kurang dari 1 persen.

TPS sampel yang sudah ditentukan diperiksa kembali dengan data pemilih terdaftar yang dikeluarkan KPU tiap-tiap daerah. Jadi, semua TPS sampel tervalidasi dan benar sesuai dengan daftar pemilihnya.

Begitu juga dengan data yang diperoleh di lapangan. Semua data yang masuk akan divalidasi kembali sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan nonteknis dan kesalahan akibat kelalaian manusia.

Selain hitung cepat, rangkaian kegiatan riset yang diselenggarakan Kompas pada pemilu kali ini adalah survei pasca-pemilihan. Berbeda dengan hitung cepat, survei ini dilakukan untuk melihat gambaran perilaku pemilih, antara lain kencenderungan arah pilihan dan alasan responden memilih pasangan calon atau parpol tertentu.

Survei ini dilaksanakan dengan mewawancarai pemilih seusai melakukan pemilihan di TPS. Jumlah pemilih yang akan diwawancarai untuk setiap TPS adalah empat orang. Jadi, total responden untuk survei ini akan berjumlah 8.000 orang.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini