TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima rekapitulasi perhitungan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 secara bertahap.
Berdasarkan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU, hingga 18 April 2019 pukul 10.15 WIB, Real Count KPU telah menjangkau 1.407 dari 813.350 TPS atau 0.172% dari total suara.
Dari perhitungan yang belum mencapai 1% itu, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Amin sementara unggul dari pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Pasangan Jokowi-Maruf mendapat 59,35% sedangkan Prabowo-Sandiaga 40,65%.
Pada Kamis (18/4/2019) dini hari, Prabowo-Sandi sempat unggul pada Real Count KPU.
Tepatnya pada pukul 03.00 WIB Prabowo memimpin 51,47 persen dengan jumlah suara 33.913.
Sementara Jokowi-Maruf memeroleh 48,53 atau jumlahnya 31.981 suara.
Data yang kami himpun, perolehan tersebut saat data masuk di Real Count KPU masih 0,044 persen atau sekitar 360 dari total 813.350 TPS.
Baca: Ini Link Real Count KPU Pilpres 2019: Lihat Perolehan Suara Terbaru Jokowi dan Prabowo
Baca: Hasil Terbaru Real Count KPU Pilpres 2019, Jokowi atau Prabowo yang Unggul? Cek di Sini
Pantauan tribun kembali pada pukul 07.36 WIB pasangan Jokowi-Maruf unggul dengan peroleh 55,72 persen.
Pasangan Prabowo-Sandi ada di angka 44,28 persen.
Ditekankan, perhitungan Real Count KPU tersebut merupakan perolehan sementara 841 dari 813.350 TPS atau presentasenya 0,10%.
Info terbaru seputar real count bisa diakses di https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/
Sempat "Down"
Baru beberapa jam setelah ditutupnya Tempat Pemungutan Suara (TPS), hasil real count Pemilu 2019 yang dihitung KPU sudah menjadi topik hangat yang dibicarakan masyarakat.
Bagaimana tidak, hasil real count KPU untuk Pemilu 2019 dinanti-nanti karena ada beberapa masyarakat yang belum percaya dengan hasil quick count beberapa lembaga survey.
Hasil penghitungan real count sudah ditunggu-tunggu masyarakat, namun situs resmi KPU justru down dan tak dapat diakses.
Pada Kamis (18/4/2019) pagi sekitar pukul 8.19 WIB, Grid.ID mencoba membuka situs resmi milik KPU, KPU.go.id.
Namun sayang, situs KPU.go.id tidak bisa diakses sama sekali.
Muncul tulisan 'the server at KPU.go.id is taking too long to respond', atau server di KPU.go.id terlalu lama memberikan respon.
Sorotan media asing terhadap hasil quick count
Pemilu serentak 2019 khususnya Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia tampaknya mendapatkan sorotan dari berbagai media asing, sebut saja The New York Times, The Guardian, The Economist, BBC News dan Deutsch Welle.
Pilpres yang diikuti dua kandidat pasangan calon (paslon), yakni nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu pun menghasilkan quick count yang mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf.
Dalam beragam pemberitaan media asing, seperti dikutip dari laman The New York Times, Kamis (18/4/2019), kantor berita satu ini menuliskan judul berita 'Dalam Pemilu Indonesia, Presiden Joko Widodo Memimpin dan Terpilih Kembali'.
Berdasar pada hasil quick count berbagai lembaga survei tanah air, media tersebut melaporkan bahwa petahana Jokowi memimpin secara 'nyaman' dalam pertarungan merebut kursi RI 1 dengan rivalnya, Prabowo Subianto.
Masih menurut media satu ini, Jokowi dianggap telah mengupayakan perluasan program sosial serta pembangunan infrastruktur sebagai prioritasnya dalam mempertahankan kursi presiden.
Baca: Sehari Pasca Pemilu 2019, Situs Resmi KPU dan Penghitungan Real Count Sempat Down
Pendekatan melalui program-program tersebut pun dianggap membuahkan hasil dengan jumlah persentase pemilih yang cukup tinggi berdasar pada hasil quick count beragam lembaga survei.
Baca: Relawan Projo Jombang Ramai-ramai Menggunduli Kepalanya
Sementara media asal Jerman Deutsch Welle (DW) menuliskan berita berjudul 'Pemilu Indonesia: Kepribadian, Agama dan Politik'.
DW membahas mengenai kedua pasangan calon (paslon) dari perspektif ideologi dan politik.
Dikutip dari laman media tersebut, Jokowi dan Prabowo dianggap sengaja memilih pasangan cawapres yang mewakili dan dinilai bisa membantu mereka untuk melengkapi sisi lain dari spektrum ideologis di Indonesia.
Cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin, dikenal sebagai seorang ulama muslim yang sebelumnya memimpin salah satu organisasi Islam terkemuka di tanah air, ia juga dikenal sebagai ulama besar.
Menggandeng Ma'ruf, Jokowi dinilai memiliki tujuan agar ulama tersebut bisa mewakili para pemilih yang lebih konservatif dan tradisional.
Sedangkan sang rival, Prabowo sengaja memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres karena latar belakangnya.
Sandiaga dikenal sebagai seorang investor dan pengusaha, ia juga dikenal dekat pula dengan tokoh Muslim tanah air, serta sosok yang sangat dekat dengan kaum milenial dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta meskipun hanya dalam waktu singkat.