TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Jokowi siap beradu data dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno tentang hasil Pilpres 2019, terutama sesuai data C1.
Relawan Jokowi akan minta semua data C1 diaudit keabsahannya. Tidak hanya parpol KIK tapi relawan Jokowi juga memiliki data C1 hasil pemungutan suara di TPS.
"Kami tantang BPN kita adu data terbuka. Klaim-klaim seperti ini sudah pernah kita hadapi 2014 dan terbukti kalah. Dulu mereka sampaikan mau ke MK dengan bukti 10 truk pada akhirnya nol besar," ujar Hendrik Sirait, Ketua Umum Relawan Almisbat, dalam keterangannya, Jumat (19/4/2019).
Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas mengatakan relawan Jokowi menantang klaim BPN yang memang sengaja ingin membingungkan rakyat karena sudah jelas kalah berdasarkan hasil quick count.
"Silakan di cek di google dan database jejak digital era SBY menerima hasil QC, bahkan era Pilkada DKI yang memenangkan Anies-Sandi malah Prabowo sendiri yang mengumumkan hasil kemenangan dengan acuan QC. Sekarang mau gertak dengan acuan real count. Langkah denial the truth ini akan makin membuat prabowo terperosok," tukas Michael Umbas.
Baca: Hitung Suara di PPLN Paris: Jokowi-Maruf Amin 85 Persen, Prabowo-Sandi 15 Persen Suara
Sekjen Seknas Jokowi, Deddy Mawardi mengatakan sejarah Pilkada maupun Pemilu langsung di Indonesia, telah membuktikan akurasi quick count. Klaim Prabowo meraih 62 persen suara Pilpres 2019 di luar logika kaum intelektual yang percaya penelitian ilmiah.
"Buka saja ke publik data 62 persen itu. Kami sangat dan begitu yakin kubu Prabowo-Sandi tidak berani. Kenapa? Ya mungkin karena tidak ada datanya. Mereka cuma beri coba beri harapan ke pendukung. Beberapa pemilih Prabowo-Sandi tentu ada yang tidak percaya," kata Deddy.
Sementara Ketua Umum Pospera, Mustar Bonaventura meminta pihak BPN tidak membuat masyarakat bingung.
Dia meminta tidak perlu menghasut rakyat melalui informasi sesat, apalagi dengan ajakan inkosntitusional seperti people power.
Sebab perlu diingat, Pemilu di Indonesia jadi salah satu pesta demokrasi rujukan dunia. Proses pemungutan sekaligus penghitungan suara di TPS sangat terbuka dan terang benderang.
"Kan kubu 02 sering bilang gunakan akal sehat. Deklarasi kemenangan 62 persen itu jelas jauh dari akal sehat," tukas Mustar Bonaventura.