TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang dari tiga jam setelah penghitungan suara di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS), masyarakat bisa menyaksikan secara langsung melalui televisi dan laman portal berita hasil hitung cepat atau “quick count” dari beberapa lembaga survei kredibel.
Menurut Litbang Kompas, misalnya, sampai 21 April 2019, dengan jumlah sampel suara masuk nyaris 100 persen, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin memperoleh 54,59 persen, unggul atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang memperoleh 45,57 persen.
Sementara itu, proses penghitungan suara secara manual dan berjenjang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus berlangsung, hingga penetapan pemenang Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang.
Meski unggul pada hitung cepat di hampir semua lembaga survei, capres nomor urut 01, Joko Widodo, tidak mengumumkan kemenangan.
Jokowi justru mengajak pendukungnya untuk sabar menunggu pengumuman resmi KPU.
Sebaliknya, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, secara terbuka menyatakan keunggulan 62 persen atas Joko Widodo.
Klaim kemenangan Prabowo ini berdasar hasil penghitungan rekapitulasi “real count” internal dari 300 ribu TPS di seluruh Indonesia, yang dinilai lebih tepercaya.
Meski hingga kini, data internal tersebut belum pernah dibuka ke publik.
Mana yang benar?
Jurnalis Kompas TV, Aiman Witjaksono, langsung mendatangi pusat penghitungan di tingkat kecamatan sampai ke gedung KPU untuk menelusuri dan mencari tahu kesahihan penghitungan suara Pemilu 2019.
Sementara untuk hasil hitung cepat, benarkah akan mendekati hasil akhir penghitungan nasional di KPU?
Saksikan program Aiman dalam episode “Quick Count” versus “Real Count” pada Senin, 22 April 2019 pukul 20.00 WIB di Kompas TV. (Anna Ariestania/KOMPAS TV)
>