News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Misteri Lokasi Hitung Real Count Prabowo-Sandi, Dirahasiakan hingga Dianggap Ironi oleh TKN

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno didampingi para petinggi partai pendukung saat mendeklarasikan kemenangan terkait penyelenggaraan Pilpres 2019 di kediamannya Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019). Prabowo Subianto ditemani Sandiaga Uno kembali menyatakan kemenangannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen hitungan real count internal pada pemilu 2019. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Hiruk pikuk mempersoalkan data penghitungan suara masih terjadi pasca-pemungutan suara Pemilu (Pileg dan Pilpres) 2019 pada 17 April 2019.

Penghitungan suara real count kini menjadi polemik.

Baca: Diminta Hanum Rais Jangan Baper, PSI Singgung Real Count Internal hingga Nebeng Partai Bapak

Diawali tantangan dari sejumlah lembaga survei yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) kepada kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan sandiaga Uno agar membuka secara terang benderang proses penghitungan suara.

Yunarto Wijaya mengaku tidak keberatan jika harus menjelaskan detil metodologi penghimpunan data quick count Pilpres 2019, bahkan soal sumber dana.

Itu asalkan, kata Yunarto Wijaya, BPN pun adil membuka metodologi real count internal yang menyebut Prabowo-Sandiaga menang 62 persen seperti diklaim Prabowo Subianto.

“Cara satu-satunya bagaimana kemudian, data yang diklaim 62 persen itu bisa dibuka kehadapan publik secara keilmuan. Tidak ada kaitannya dengan aspek legal dan menunjukkan siapa yang lebih benar di mata KPU,” katanya saat konfrensi pers Expose Data Hasil Quick Count Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

“Dan kami mengajak untuk membuka hal-hal yang peru dibuka, termasuk soal dana,” sambungnya.

Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) pun menjawab tantangan tersebut.

Pada Senin (22/4/2019), Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade mengungkapkan, proses tersebut dipusatkan di DPP Gerindra.

"C1 kami dikumpulkan dari seluruh Indonesia di DPP Partai Gerindra. Kami yang kerja banyaklah," kata Andre Rosiade.

Seperti dikutip dari Kompas.com yang melakukan reportase ke DPP Gerindra, tidak ditemukan adanya aktivitas penghitungan real count.

Petugas tersebut menyatakan bahwa di DPP Gerindra tidak ada sama sekali kegiatan penghitungan real count Prabowo-Sandiaga.

"Justru di Kertanegara. Di sini sama sekali enggak ada kegiatan. Semua diserahkan di sana. Semua dikawal di sana. Pak Andre Rosiade jarang banget ke sini," ujar petugas tersebut, Selasa.

Baca: Mardani juga Tak Tahu Lokasi Real Count Kubu Prabowo-Sandi

Dia menambahkan, di DPP Gerindra tidak pernah ada kegiatan yang menyangkut real count seusai Pemilu 2019.

Sehingga, lokasi penghitungan real count kubu Prabowo-Sandiaga pun kini masih menjadi misteri.

Petinggi BPN Prabowo-Sandiaga Tak Tahu Lokasinya

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera mengaku tidak mengetahui pasti dimana lokasi penghitungan suara (real count) kubu 02.

"Lokasi saya tidak tahu," ujar Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (25/4/2019).

Mardani Ali Sera usai menggunakan hak suara di TPS 43 Pondok Gede Kota Bekasi (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Mardani juga mengaku tidak ikut membahas mengenai keberadaan lokasi hitung rekapitulasi suara dalam rapat BPN Prabowo-Sandiaga.

"Bahas real count saya tidak ada," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.

Namun yang Mardani ketahui adalah Direktur Saksi BPN, Prasetyo yang mengelola perhitungan real count kubu 02.

"Yang kelola Direktur Saksi BPN Pak Prasetyo. Kami percaya pada Direktorat Saksi," jelas Mardani.

Lokasi Berpindah-pindah

Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengatakan, lokasi rekapitulasi suara yang dilakukan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berpindah-pindah.

Alasannya, menurut Fadli Zon, BPN ingin menjaga keamanan tempat rekapitulasi.

Baca: Prabowo Klaim Kemenangan, Ironisnya BPN Tak Mau Buka Tempat Perhitungan Real Count

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

"Ada di beberapa tempat, di Kertanegara ada, di DPP ada pengumpulan-pengumpulan C1 dan bukti-bukti. Salah satu alasannya security, karena itu berpindah-pindah," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Fadli mengatakan, BPN tak ingin mempublikasi lokasi penghitungan real count lantaran khawatir peretasan sistem.

"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu dihack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ujarnya.

"Kita gampang. Saya bisa kasih Anda kalau untuk kebutuhan foto, ada orang lagi kerja, itu banyak. Di beberapa tempat," imbuhnya.

Selanjutnya, Fadli Zon mengatakan, BPN akan membuka proses rekapitulasi suara pada waktu yang tepat.

"Saya kira itu akan menjadi salah satu consideran kita karena kita sangat yakin bahwa Prabowo-Sandi menang," pungkasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Andre Rosiade menyebutkan, pihaknya terus melakukan penghitungan real count internal pilpres 2019.

Baca: Berita TERKINI Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Kamis (25/4) Pukul 13.45 WIB

Hanya saja, penghitungan suara itu sengaja dilakukan di lokasi yang menurutnya tak gampang diakses.

"Real count terus dilakukan oleh DPP Partai Gerindra dan BPN. Mengenai lokasi tentu kami tempatkan di lokasi yang aman dan tidak gampang diakses pihak yang tidak berkepentingan," kata Andre kepada Kompas.com, Selasa (23/4/2019).

Sandiaga Uno Rahasiakan Lokasi Penghitungan Real Count

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno menolak untuk mengungkapkan kepada publik lokasi penghitungan suara internal kubu Prabowo Subianto-Sandiaga.

Sandiaga Uno mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari adanya “abuse of power” atau penyalahgunaan wewenang pihak tertentu untuk mengganggu penghitungan suara Pemilu 2019 internal pihaknya.

Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pileg 2019 Kamis 25 April, PDIP Pemuncak, Disusul Golkar dan Gerindra

Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno di Insomniak Caffe and Lounge di Ciputat, Tangsel, Banten, Kamis (25/4/2019). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

“Saya selalu ditanya wartawan di mana lokasinya, tapi saya memutuskan tak membuka ya karena khawatir ada “abuse of power”, lagi hitung-hitung tiba-tiba nanti digerebek,” ungkap Sandiaga saat memantau penghitungan suara oleh relawan Ruang Sandi di Insomniak Caffe and Lounge di Ciputat, Tangsel, Banten, Kamis (25/4/2019).

Sandiaga Uno menegaskan bila rekapitulasi sudah selesai baik dari pihaknya maupun KPU RI maka dirinya siap membuka datanya kepada publik.

Ia mengatakan pihaknya siap menyampaikan hasil rekapitulasi dan temuan dugaan kecurangan kepada pihak terkait seperti Bawaslu dan tim gabungan pencari fakta independen jika sudah terbentuk.

Baca: Data Masuk 32,15 Persen, Ini Hasil Real Count KPU Pilpres 2019

“Kalau rekapitulasi sudah sampai pada level selesai akan kita buka secara transparan, kalau prosesnya baik pasti hasilnya baik juga,” tegasnya.

Dalam kunjungannya tersebut Sandiaga mengaku datang mendadak supaya tidak menimbulkan keramaian dan mengganggu proses rekapitulasi.

Tanggapan TKN Jokowi-Maruf Amin

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin menilai aneh ketika Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengklaim menang tapi tak kunjung membuka ke publik lokasi penghitungan suara (real count) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, justru di situlah bentuk inkonsistensi BPN Prabowo-Sandi.

Baca: Prabowo Klaim Kemenangan, Ironisnya BPN Tak Mau Buka Tempat Perhitungan Real Count

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Selasa (19/3/2019). (Tribunnews.com/ Fitri Wulandari)

"Prabowo mengklaim kemenangan, tapi ironisnya kubu BPN tidak mau membuka ke publik dimana tempat perhitungan mereka ini," ujar politikus Golkar ini kepada Tribunnews.com, Kamis (25/4/2019).

Bentuk inkonsistensi mereka, kata dia, juga terlihat dari penjelasan ke publik selalu berbeda-beda tentang klaim perolehan kemenangan pasangan Prabowo-Sandi.

Selain itu, imbuh dia, BPN Prabowo-Sandi juga sangat tertutup dalam hal rekapitulasi suara versi mereka.

"Mereka tidak terbuka untuk menunjukan bukti-bukti pengawalan C1 yang selalu mereka sampaikan," papar anggota DPR RI ini.

Ia pun menantang BPN untuk mengungkap bukti keberadaan war room perhitungan suara real countnya ke publik.

"Jika benar mereka memiliki war room seperti kami, tunjukan dengan buktinya. Jangan menuduh terjadi kecurangan tapi tak mampu menunjukan buktinya. Ini jelas bentuk kebohongan publik," katanya.

Sekarang ini masyarakat tidak bisa dibohongi dengan hanya bicara dengan tuduhan-tuduhan. Buktikan dengan data-data yang mereka miliki.

Bahwa ada ketidaksempurnaan dalam penyelenggaraan pemilu, lebih lanjut kata dia, tentu hal itu perlu kita sadari.

Dan kalau ada kecurangan, lanjut dia, silahkan laporkan ke Bawaslu. Ada saluran yang telah diatur untuk menyelesaikan adanya pelanggaran, termasuk sanksi yang diberikan.

"Kami memang sudah menduga bahwa mereka akan selalu menyampaikan narasi kecurangan ketika memang mengalami kekalahan. Kalau mereka menang, kenapa harus tidak percaya ke KPU dan menuduh kecurangan?"

Baca: 3 Hari Ini Hasil Real Count KPU Pilpres 2019, Suara Jokowi vs Prabowo Naik Turun

"Seharusnya mereka tidak tertutup. Kalau mereka tertutup berarti ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Jangan-jangan memang ada potensi untuk rekayasa.

Jika memang mereka punya data sendiri, buka dong ke publik. Soal keamanan data, tidak ada kaitannya dengan transparansi," tegasnya. (Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau/Rizal Bomantama/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini